ISMINATUN

Dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah. Pendidikan SD sampai SPG ditempuh di kotanya. D2 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di FBS IKIP Semarang lulu...

Selengkapnya
Navigasi Web
NONBAR BERSAMA MBAK HANUM

NONBAR BERSAMA MBAK HANUM

Ada pelajaran yang kudapat sore ini. Nonbar (nonton bareng) bersama rekan-rekan Sabugunas (satu buku guru nasional) di Solo Square sungguh asyik. Meski menjelang berangjkat diguyur hujan, tak menyurutkan niat dan langkah tuk realisasikan rencana nonbar. Beberapa menit setelah kedatanganku bersama rombongan kudengar ada yang bertutur.

“Ih, Mbak Hanum datang.” Spontan kubalikkan badan dan ternyata benar. Mbak Hanum tepat berada di belakangku.

“Oooo Mbak Hanum. Assalamu’alaikum Mbak Hanum, bagaimana kabar Dedek Sarahza?” tanyaku spontan yang dijawab Mbak Hanum, “Alhamdulillah baik.”

Kutanyakan kabar Dedek Sarahza karena acara nonbar sedianya kemarin (Senin, 12 November 2018) mundur satu hari. Hal ini disebabkan Adik Sarahza sedang sakit. Tentu saja harapan kita Adik Sarhaza segera sembuh dengan kesembuhan paripurna dan tidak sakit lagi.

Acara foto bersama Mbak Hanum sangat asyik lho. Mbak Hanum tentu menjadi bintang diajak foto sana foto sini.

“Kok gak ada yang ngajak foto ya?” pikirku dalam hati. (Haha kalau ini sih edisi kayak ngarep jadi artis. Emang lo, siapa? Ha ha ha).

Nonton film Mbak Hanum kali ini benar-benar beda. Perbedaan pertama ada perjumpaan dengan sang penulis buku. Buku aslinya berjudul Faith and The City. Buku yang telah ludes kubaca dalam waktu satu hari. Memang sih, untuk membaca sebuah novel yang kusuka akan kubaca dalam waktu satu hari. Bahkan, jika belum selesai tentu kutuntaskan hingga tengah atau larut malam.

Perbedaan kedua, biasannya nonton film Mbak Hanum selalu bersama keluarga (suami dan anak-anak). Film 99 Cahaya di Langit Eropa dan Bulan Terbelah di Langit Amerika kutonton bersama suami dan anak anak. Kali ini, bersama suami dan rekan-rekan. Kenapa tak bersama anak-anak? Waduh, mereka sedang berada di rantau seberang. Tak apalah tiket yang kupesan dari awal, cukuplah untuk nonton bersama suami dan rekan-rekan.

Terus, bagaimana filmnya? Wowwww, bagus. Rugilah kalau tidak nonton. Petualangan Mbak Hanum di Kota New York yang mengubah pandangan orang tentang dunia Islam. Memang benarlah jika ingin mengubah pandangan orang harus menguasai media. Mbak Hanum bisa membuktikan bahwa dirinya bukan reporter ecek-ecek. Dia dipanggil Mbak Hijab oleh Samanta (Yahhhh nama aslinya sih, Samanto orang Wonosobo. He he he).

Mbak Hanum memang seorang reporter yang berbakat. Dia bekerja bukan hanya untuk memburu fulus. Hati nurani merupakan salah satu pertimbangan dalam memilih dan menjalani profesi. Prinsip yang teguh dan kokoh selalu dijunjung tinggi. Juga tak melupakan pengabdian pada sang suami.

Ada juga pelajaran yang kucatat dari sikap Mbak Hanum. Di tengah-tengah kesibukan yang tentu saja bejibun dan putranya baru sakit masih menyempatkan diri untuk jauh-jauh datang dari Yogya. Sapaannya, tegurannya, kelembutannya, keramahannya membawa suasana yang nyaman dan segar. Kesabarannya untuk melayani para fans yang mengajak foto bersama termasuk salah satu keandalannya. Sayangnya satu. Mas Rangga tak diajak serta.

“Sedang macul,” jawab Mbak Hanum saat kutanya mana Mas Rangga. Kami pun sangat memaklumi kesibukan Mas Rangga. Juga Mbak Hanum.

Sukses untuk Mbak Hanum dan Mas Rangga beserta film Hanum dan Rangga. Sangat inspiratif dan motivatif. Bagi yang belum nonton kusarankan segera noton yaaaa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Acara Nobar saya gagal ada kegiatan yang tidak bisa tinggal di kelurahan. Risiko terlalu banyak tanggugjawab. Asyik ya bisa nobar

14 Nov
Balas

Wah jadi penasaran nih bu? Sehat dan sukses selalu. Barakallah.

13 Nov
Balas

Pingin nonton ah.....

14 Nov
Balas

Sangat inspiratif semoga ada momen seperti ini lagi terima kasih Bu Is terima kasih Bu guru cantik

13 Nov
Balas

Alhamdulillah dapat kesempatan nonbar. Terima kasih kembali Bu Narni. Semoga bermanfaat.

13 Nov

Senangnya... Pasti Filmnya bagus.

13 Nov
Balas

Bagus Bu Nia. Ajak keluarga dan handai taulan untuk nonbar Bu. Asyikkk lhooo

13 Nov

Subhaanallaah.. Kapan aku bisa menikmati keindahan ini seperti bunda ya.. Barakallah bund.. Salam Literasi Abadi di Hati.

13 Nov
Balas

Insyaallah suatu saat nanti Bu Rom. Entah besuk pagi atau besuknya lagi. Salam Literasi Abadi di Hati. Semoga suatu saat nanti kita dipertemukan. Insyaallah.

13 Nov



search

New Post