Liburan identik dengan hari keluarga. Secara umum memang demikian. Hari libur identik dengan hari keluarga. Sebab, seharian dapat berakivitas bersama dengan keluarga. Mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi. Namun, hal ini tak berlaku bagi orang-orang yang lagi bergiat dengan literasi. Mereka (termasuk dri saya) rela mengorbankan hari keluarga demi sebuah pencarian untuk menggali potensi dan peningkatan diri pada dunia literasi.

Ada yang istimewa dengan kepesertaan kali ini. Biasanya peserta diklat dibayai oleh kantor. Pulang dapat transport atau honor yang lumayan. Namun, pada diklat yang kuikuti bersama tema-teman ini para peserta rela merogoh kocek sendiri. Meski demikian kami tak merasa menyesal. Bertemu dengan para penulis se-Jawa Tengah tentu sebuah even berkenan dan tak terlupakan.

Bukan sekadar berlatih menulis kagiatan ini. Ada juga majic com (majig komunikasi) dilatihkan di sini. Bisa berusaha mengenal karakter orang dan bagaimana menyikapinya dengan bijak. Jangan jadi orang yeng membalas air susu dengan air tuba. Baliklah, air tuba dibalas dengan air susu.

Pemandangan di sekitar acara nan cantik tentu membuat peserta lebih kerasan. Apalagi, pada acara tersebut bisa saling memperkenalkan karya. Beberapa paket buku terjual kepada peserta. Alhamdulillah. Semoga barakah. Ada seorang kepala sekolah yang tertarik mengorder buku saya. Ada rekan peserta. Ada juga narasumber yang memesannya. Alhamdulillah. Semoga barakah.

Oh ya. Ada juga beberapa teman yang mengajak barter hasil karya. Tentu saja diri ini menyambut dengan tangan terbuka. Bismillah. Semoga barakah. Oh ya. Pada kegiatan yang penulis ikuti tanggal 13 s.d. 15 April 2018 ini bisa dikatakn refreshing sekaligus meningkatkan kompetensi diri. Kata peribahasa, “Sekali erengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.