Syukur tak terhingga hari ini bisa menunaikan puasa Arafah. Meski hari ini ada yang sudah menunaikan ibadah shalat Ied tidak masalah. Tidak perlu diperdebatkan. Tidak perlu pula dipertentangkan. Ada hal yang lebih perlu dipikirkan daripada membahas perbedaan. Perbedaan pendapat adalah hal biasa. Anggaplah bahwa perbedaan adalah rahmat.

Ada yang perlu disyukuri hari ini. Membuka-buka kardus tempat menyimpan buku. Juga menanyakan pada kawan yang pernah kutitipkan buku di sana. Setelah dihitung dan dikumpulkan masih ada sepuluh paket. Alhamdulillah, masih bisa memenuhi pesanan. Beberapa hari lalu ada dua sekolah yang memesan.

Kukabarkan pada seorang kawan bahwa buku tinggal sepuluh paket alias tiga puluh eksemplar. Satu paket ada tiga judul buku, yakni Bulan Melengkung di Atas Bibir Bidadari, Kuikhlaskan Untukmu Aceh, dan Awas Menulis Bikin Kecanduan. Tak kusangka bahwa teman yang satu memesan lima paket untuk sekolahnya. Alhamdulillah. Semoga ini rizki yang barakah.

Teman kedua kuberi kabar. Masih ada lima paket atau lima belas eksemplar. Alhamdulillah, beliaupun menyarankan untuk diantar ke sekolah. Kutanya, berapa paket. Wow, ternyata semuanya. Lima belas buku diborong semuanya. Alhamdulillah, semoga ini juga rizki yang juga barakah.

Hari ini, sepuluh paket diborong oleh dua sekolah favorit. Muncul sebuah tanya. Mengapa mereka memborong buku karya seseorang yang sederhana seperti diri saya? Karena kasihankah, atau karena apa? Semoga ada barakah di balik niat baiknya. Semoga keberkahan untuk mereka dan kita semua.