#tagur365_82

#Catatan_Naina34

Langit terlihat cerah meskipun berawan, biru membentang bertabur putih dari awan yang berarak. Enam jam telah terlewatkan tanpa jeda khusus untuk kelas delapan, karena anak kelas sembilan masih ada kegiatan ODL.

Disela-sela kesibukan di pagi itu, kusempatkan untuk menuntaskan pekerjaan yang masih tertunda. Masih jelas terdengar ketika pembinaan hari Senin kemarin tentang kapan laporan hasil PTS dibagi, spontan aku pun jawab setelah anak-anak pulang dari ODL.

Bukan karena malas untuk mengoreksi hasil PTS tersebut, tetapi memang belum selesai. Insyaallah, akan seger kurampungkan secepatnya. Iri janjiku dalam hati.

Ketika istirahat pertama, kucoba untuk mengambil gambar landscape di depan ruang guru. Sungguh, pemandangan yang cukup indah ketika melihatnya. Suatu perpaduan yang sempurna dari sang pencipta.

Usai jeprat-jepret, aku melangkah masuk. Ruang guru tak seramai biasanya. Maklumlah, hanya ada beberapa guru yang mengajar saat ini.

Aku pun bergabung dengan mereka, mengerubungi satu toples yang berisi nasi dan kepala manyun yang dibuat mangut.

Air liur pun terproduksi. Ini makanan kaporit. Aku ambil piring dan menuangkan satu centong nasi lengkap dengan lauknya. Yummy banget, pedas. Aku pun langsung berkeringat meskipun berada di depan kipas angin.

Pergantian jam pun berulang. Aku bergegas menuju kelas 8 B untuk jam ke empat dan kelima. Agenda kali ini adalah kegiatan remidi PTS. Pukul sepuluh aku keluar ruangan dan bergabung bersama guru lainnya.

Aku temui Bu Wulan.

"Bu Wulan pulang jam berapa?" tanyaku pada guru berjilab itu.

"Sampai jam terakhir," jawabnya.

"Aku nunut ya sampai ke dinas,' pintaku kepadanya .

Sambil menunggu bel pulang berbunyi, aku lanjutkan untuk mengkoreksi hasil PTS lagi. Pukul 12.00 waktu yang dijanjikan untuk ketemuan pun tiba. Aku pun diantar sama Bu Wulan hingga halaman kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan.

Tak lama kemudian, ketemu sama Dik Lilik dan Cik Farida serta Dik Tatik. Tak lama kemudian munculnya si Hendrik bergabung dengan kami.

Sekitar pukul empat kami pulang. Seperti biasanya, sebelum berpisah kami bertiga ambil gambar dulu. Ini dah jadi kebiasaan deh ... 🤭

Sampai di rumah, aku sempatkan untuk buka beranda Facebook. Di sana ada pemberitahuan tentang tayangan tahun lalu. Hummmm, kenangan ketika jaga stan pameran buku.

Ingatan pun terlempar ketika masa sebelum pandemi tersebut. Keceriaan terpancar dari wajah lelah kami. Meskipun lelah fisik kala itu, tetapi jiwa kami bahagia. Menjadi bagian dari sebuah asosiasi yang membuat kami makin banyak belajar untuk lebih berarti.

Setelah berselancar di dunia maya yang bersimbol huruf f tersebut, iseng-iseng aku buka WhatsApp. Aku langsung cek pesan yang tadi pagi kusampaikan. Yang isinya tentang pemberitahuan bahwa amanah yang dititipkan ke saya untuk salah satu teman, sudah aku sampaikan. Namun, hingga saat aku tulis coretan ini, masih centang dua. Mungkin sibuk sehingga belum sempat buka aplikasi hijau ini.

Senja telah menghamparkan permadani di ufuk barat. Semburat jingga telah menyelimuti semesta. Bersyukur hari ini tidak hujan, sehingga berharap genangan air di desa Cingkrong segera surut. Dan badai segera berlalu.

Purwodadi, 16 Maret 2022