#tagur365_10

Bukan Menyerah

Bukan menyerah untuk kalah. Namun, tidak tahu apa yang apa yang harus kulakukan. Terlanjur tersudut dan tak ada lagi ruang untuk mengelak. Semua seolah tak mau lagi mendekat, apalagi menyapa.

Kala terjatuh, tak ada yang sudi memungutnya lagi. Hempaslah segala rasa yang dulu pernah singgah. Entah menguap atau terbang tak ada lagi yang tersisa. Hampa, kosong, dan senyap. Yang tertinggal hanyalah kenangan yang mungkin pun akan kau hapus dari memorimu.

Sudahlah, bisikkan dalam hati mulai mendominasi. Kau harus kuat, tunjukkan kalau engkau tak parah langkah. Mentari masih bersinar esok hari, rembulan hanyalah memantulkan cahaya matahari, jangan pernah kau menyesal karena satu kata menyerah.

Kembali bisikan itu terdengar lirih. Meskipun lirih, bagiku laksana suara guntur yang menggelar. Mengentak dinding jiwaku yang sementara ini hampa. Suara itu beresonansi dalam rongga dada ini hingga membuatku merasa menjadi seorang pecundang.

Apakah aku menyerah? Apakah aku telah kalah?

Kepala ini secara refleks menggeleng. Tidak, aku tak mau menyerah. Aku harus mampu bangkit dan menata kembali jalan yang telah hilang dari pandangan. Jalan buntu itu harus segera dicarikan jalan lanjutannya. Dinding tak kasat mata yang selama ini menghalangi pandangan harus segera ditampakkan, dengan mata batin tentunya. Semua masalah dicari jalan keluarnya. Ayo bangkit dan melangkah menuju seberkas cahaya kemenangan.

Purwodadi, 10 Mei 2022