Catatan Naina
#tagur365_78
#catatan_naina_30
Hujan turun membasahi bumi pagi ini. Geliat mereka pencari rezeki sedikit terjeda. Tanah basah, aroma petrikor, awan hitam, lengkap sudah menyambut kedatangan sang mentari yang masih enggan beranjak dari tempatnya.
Setetes embun masih tergantung di ujung daun, sisakan kilauan tatkala perlahan mentari terlihat di ujung nabastala. Genangan air sisa hujan tadi pagi masih terlihat nyata. Para pejuang rezeki di ujung jalan kembali tersenyum riang. Cuan yang diprediksi menghilang, kini muncul di pelupuk mata.
Aku berjalan menyusuri lorong yang sepi, para penghuni telah beranjak sedari tadi, menerobos derasnya hujan dengan jas besi. Aku, hanya bisa menelusuri tatanan paving blok yang sudah tak rapi lagi, sambil menghitung setiap langkah dengan nyanyian rindu.
Purwodadi, 12 Maret 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren puisinya, sukses selalu bu Isna Aina