#tagur365_104

Pelangi Kehidupan

Pertemuan dalam sebuah komunitas yang tiada pernah disangka, akhirnya menjadi sebuah awal dari sebuah cerita. Cerita tatkala gerimis mengundang bersimponi dengan lembutnya cahya mentari kala itu. Terjalin indah bak pelangi yang penuh warna.

Hadirmu, laksana gerimis dalam kemarau panjang. Ketika hati gersang merindukan hujan. Kau tuang air dalam bejana hingga aku tak lagi kehausan. Seumpama itulah arti hadirmu dalam hidupku.

Kau laksana Surya dikala pagi menjelang. Berikan kehangatan setelah pekat malam memeluk raga yang telah rimpuh. Membuka mata dengan binar cinta yang tiada bisa terabaikan. Manis mendekap erat hingga rasa ini kian menjerat.

Kau bagaikan rembulan dengan kelembutan biasnya menerangi malam. Ketika raga lelah, kau basuh dengan senyuman. Meskipun hanya sebatas mimpi kau hadir dalam tidur indahku. Namun, itu membuat anganku melayang dan berlari mengejar mimpi meraih matahari bersamamu.

Meski aku tahu, semua tak mudah. Ada jalan berliku yang harus aku tempuh. Bukan hanya kerikil tajam yang menghadang, tetapi gunung yang terjal siap menyambutnya.

Terkadang aku ingin menyerah, karena aku tak mampu tuk melewatinya. Namun, mengapa hati ini tak bisa tuk berpaling meski hanya sesaat. Bayanganmu hadir mengoyak jiwa. Aku terluka tapi tak berdarah. Membiarkan menggenggam bara padahal ada kesempatan tuk melepaskannya.

Logika tak lagi sejalan dengan asa. Aku kalah dengan pesona yang kau pancarkan. Hingga harus pasrah untuk terus menggenggam bara meski tangan ini terluka.

Purwodadi, 7 Maret 2022