Samawa
#tagur365_81 #catatan_naina_33 Tulisan Mawut Sekedar Nulis Hadapi dengan senyuman dan kepala dingin. Tak selamanya apa yang kita inginkan harus menjadi kenyataan. Maka kita harus bijak dalam menghadapi apa yang terjadi. Pikir dahulu dengan hati yang tenang dan kepala dingin. Jauhkan dulu emosi, jangan sampai pikiran dikuasi oleh emosi. Sebisa mungkin redam amarah dengan beristighfar, tarik napas, lalu embuskan. Jika masih belum bisa mengendalikan emosi kita, maka segera ambil air wudu. Semoga pikiran kita menjadi lebih jernih. Emosi sesaat, seringkali terjadi dan biasanya langsung meledak. Hanya orang-orang tertentu yang mampu untuk meredakan emosi tersebut. Latihan, betul ... semua butuh latihan, begitu pula dengan mengendalikan emosi. Kecewa, hampir semua orang pernah merasakannya. Namun, setiap orang pasti akan menyikapi hal tersebut secara berbeda. Ada yang menyakiti diri sendiri untuk melampiaskan rasa kecewanya. Jika hal itu dilakukan, maka dialah yang akan merugi. Ada pula yang menjadikan rasa kecewa tersebut sebagai batu loncatan untuk meraih kesuksesan dan membuktikan bahwa kecewanya itu bukan akhir dari segalanya. *** Siang yang redup, seolah mentari ingin segera beranjak dari atas sana dan berlindung di balik awan. Setelah jam kelima berakhir, aku bergegas menuju ruang guru untuk rehat barang sejenak. Jam 6 s.d 8 kebetulan anak kelas 9 sedang ODL sehingga tak ada jam mengajar. Kebetulan sekali, pertemuan yang tertunda kemarin bisa aku tuntaskan hari ini. Dia masuk ruangan dan melawati bangku di mana aku duduk. "Maaf, Bu. Kemarin mau ngomong apa, ya? Katanya Bu Isna mau chat saya, kok saya tunggu kemarin belum chat saya juga." Aku tersenyum, lalu menyuruhnya duduk agar lebih leluasa untuk berbincang-bincang dengannya. "Duduk, Mbak." Aku memanggilnya dengan sebutan Mbak, karena usianya masih sangat muda. Dia pun duduk di depanku. Aku langsung pada titik permasalahan. Mengeluarkan apa yang ingin aku tahu, dan mengapa bisa terjadi hal seperti itu. Dia pun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Bahkan apa yang bukan ingin aku ketahui pun dia ceritakan dengan berlinang air mata. Kubiarkan dia menuntaskan kisahnya, biar plong dan tak ada lagi yang dia sembunyikan. Setelah dia bercerita, aku yang posisinya lebih tua dari dia pun berkata sok bijak. Mencoba menjadi penengah dan bukan sekadar menghakimi. Kukasih pengertian tentang apa yang sebaiknya dia lakukan dan yang kurang baik dia lakukan. Dia bisa menerima apa yang aku katakan. Aku juga katakan kepadanya, tentang bagaimana perasaanku kala itu. Marah dan kesal, itu pasti jika mendengar hal tersebut, dan dia maklum akan hal itu. Kukatakan padanya, jadikan ini sebagai pelajaran agar dia dapat melangkah menjadi yang lebih baik lagi. Intinya bisa memposisikan diri kita di mana kita berada. Setelah semua selesai kami bicarakan, dia aku minta untuk masuk kelas lagi. Tak lama kemudian dia masuk lagi. "Bu, saya mau izin ke dinas. Urusan kemarin belum selesai, tugas sudah saya berikan ke anak-anak. Nanti sama Mbak Jannah dan Mbak Martha juga." "Iya, Mbak. Semoga lancar dan segera beres urusannya, ya." Satu masalah pun terurai tanpa menimbulkan masalah. Apa yang terjadi beberapa bulan lalu membuatku banyak berubah dan berpikir ulang untuk bertindak dan berkata. Dan aku tak ingin hal ini terjadi lagi dan berlarut-larut. Dia mengatakan kepadaku, dengan seperti ini malah senang, ditegur secara langsug dari pada disindir-sindir. Alhamdulillah, sudah ada titik balik dari semua ini. Aku anggap ini sudah clear. **** Siang ini awalnya ada rencana untuk menghadiri pernikahan seorang sahabat. Namun, sayang semua itu terkendala oleh keadaan. Untunglah masih bisa VC dengannya melalui salah satu teman yang hadir ke sana. Aku pun meminta maaf karena tak bisa datang di hari bahagianya. Hanya setangkup doa aku naikkan ke langit, semoga kalian hidup bahagia, langgeng selamanya. Menjadikan yang terpisah menjadi bersatu, menjadi keluarga yang saling melengkapi, saling menyayangi, saling memberi dan menerima. Jadikan perbedaan itu suatu simponi yang indah. Menciptakan nada-nada yang membuat kalian maik terikat. Purwodadi, 15 Maret 2022
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Turut mendoakan semoga mereka sakinah mawadah warahmah. Salam sukses dan bahagia selalu buat bunda Isna