Sajak Merdeka 1 (Tagur menulis ke 510)

Menggagas ruang waktu

Menembus logika kebenaran

Memanusiakan manusia

Filosofi insan hebat

Terpatri dalam jantung pendidikan

Lari dari kebodohan

Menuju lampu panggung

Adalah strategi menuju merdeka

Cinta merdeka

Rindu kebahagiaan

Selalu memerdekakan

Dari setiap kelahiran aksara dan angka

Dengan etika kodrat cinta alam

Rindu zaman

Pengabdi alam didik

Belahan bumi mana yang tak tersentuh pancaran sinar dan curahan air

Dijemput, dipandang

Sebab banyak kecambah dan bibit-bibit unggul di dalam sana

Sebentuk bintang di ketinggian

Serendah intan dalam endapan

Lambaian daun-daun tua berguguran kian lapuk memupuk subur hunian

Melanjutkan kemilau hijau biji-bijinya

Sebelum dedaunan menghentikan lambaian, daun tua menitipkan pesan

Manusia hebat Ki Hajar Dewantara

"Jaga biji biji kami agar kecambah tumbuh dengan tunas emasnya

Giring ia pada daya guna sebab emas tak diketahui berapapun harganya bila tak diangkat dari perut bumi dan jangan lupa dibubuhi pupuk alami agar hijau di sini nanti bukan hijau paksaan yang ketergantungan ini itu

Serta

Jadikan ia batang besar yang kelak mengayomi biji -bijinya kembali

Bukan besar batang yang lupa penting pantang larang

Bukan mekar bunga yang enggan berbagi dengan serangga

Bukan lebat buah yang kikir sedekah kepada segenap keluarga primata

Bukan tegap tunggang yang tamak tak memberi ruang serabut dan umbi-umbian

Bukan lezat daun yang meracuni bayi kupu-kupu

Bukan lebar daun yang unggul hanya saat naik daun".

Semoga tak lelah menjadi pengabdi alam didik sebab masih panjang menyambung bincang namun tak selebar daun petai menitipkan harapan

Bimbing usaha kami melanjutkan hidup

Pimpin kami berharap dan menghadap agar tak lepas landas dalam kilau melepaskan segala serapan yang menderu deras menjadi ragam banjir banjir dusta, kutuk dan laknat

Duri, Kamis, 25 Mei 2023