Aku bangga
Bangga ku menjadi sahabatmu,
Menemani suka dukamu,
Duduk bersenda dengan darah dagingmu
Tertawa, teriak, ceria, mereka bahagia
Tertunduk, berkeluh, menangis mendengar mereka bercerita
Kupeluk asa bahagia
Segala rasa tak bisa kuungkapkan
Jika sedih kupendam
Air mata kusembunyikan dalam setiap senyum yang kupaksakan
Muka cemberut dahi berkerut di wajah yang menua
Namun, tak lelah ku genggam asa cinta
Ku bangga
Bukan karena seragammu
Bukan pangkat dan kedudukanmu
Meski sedikit, ku tetap melirik gajimu
Tapi juga bukan itu
Ku bangga karena keras kepalamu
Kau berani memaksaku tanpa perintah
Kau bawa diriku jauh dari keluarga
Memaksaku tertatih merindu
Berdiri dan melangkah dengan perih
Hingga ku malu bersandar di punggungmu karena lelahku
Ku bangga
Kau paksa ku jadi kuat
Kau paksa ku sabar
Kau paksa ku belajar sebaik-baik usaha dan doa
Ku bangga ku belajar
Sulitnya ikhlas
Bersyukur setelah tersungkur
Mandiri karena kau banyak pergi
Ku bangga ku berlari
Ijinmu tuk ku bermimpi
Tak hanya Bhayangkari
Lebih bahagiaku jadi perwira sejati
Demi sang penerus negeri
Ku terus berlari berkejar bersama mentari
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Oh saya tahu sekarang. Hehehe. Selamat berjuang Bu Isna
Wah bapak pandai menebak isi pikiran saya... Suwun pak...terus berjuang biar seperti njenengan,,,saya mau ikut 1708...semangat...saya bisa...hehehe