Isna Indriati

Isna Indriati, ingin terus belajar menulis agar bisa tinggalkan sedikit kenangan bagi yang tak mengenalnya....

Selengkapnya
Navigasi Web
Apakah (sengaja) terbakar?

Apakah (sengaja) terbakar?

Dunia pendidikan di Palangka Raya, Kalteng sedang berduka. Sebagian dari Anda tentu sudah mendengar kabar ini. Delapan sekolah dasar terbakar, hanya dalam waktu sebulan.

Meski masih ada ruang tersisa yang masih utuh dan layak untuk digunakan, namun kegiatan belajar anak-anak mengalami banyak kendala. Bila hanya satu ruang kelas yang habis dilalap api, kemungkinan ruang guru atau mushola maaih bisa dimanfaatkan untuk kelas sementara. Jika lebih, pengaturan jadwal sip bisa jadi pilihan. Akan tetapi efek dari sistem bergilir ini akan berpengaruh pada kondisi fisik siswa. Jadwal orang tua pun harus menyesuaikan, terutama jadwal antar jemputnya.

Dari sisi psikologi, anak-anak pun tertekan dengan kesedihan dan ketakutan. Jika kebakaran ini tidak sengaja dikarenakan arus pendek listrik atau kelalaian pembakaran sampah tentu tidak akan ada korban sebanyak itu. Orang awam pun bisa berpikir jika kejadian ini semacam teror.

Beberapa praduga dan opini berkembang di masyarakat. Untuk siapa sebenarnya protes itu ditujukan? Begitu tidak manusiawinya jika anak SD yang menjadi sasarannya. Menurut pemikiran saya sendiri ada beberapa alasan jika memang kebakaran ini adalah kejadian sengaja.

Pertama, pelaku mempunyai dendam dengan pihak sekolah, begitu juga pemerintah tentang penyelenggaraan pendidikan, terutama di SD. Ini akan terkait dengan banyak aspek. Pembangunan sekolah serta sarana prasarananya, sistem rekrutmen guru, karyawan dan siswa, serta manajemen sekolah, termasuk kinerja guru dan pembiayaannya. Akan tetapi, jika ada diantara hal di atas yang kemungkinan besar dapat dijadikan motif pembakaran ini, tentu dalangnya orang yang punya pikiran waras dan luas. Mereka bisa jadi tahu kemana dan bagaimana cara yang benar untuk menyampaikan aspirasinya, tetapi memilih jalan yang buruk.

Kedua, pembakaran ini merupakan aksi ketidakpuasan terhadap suatu kebijakan, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, daerah, bahkan kota setempat. Jika ditelisik dari sisi manapun hal ini sangat mungkin terjadi. Jika ada sebagian masyarakat merasa pembangunan yang sudah dilakukan belum merata, dalam hal ini jalan misalnya, aksi tidak selalu diwujudkan dengan cara merusak jalan. Jika itu yang dilakukan sangat kentara bahwa perbaikan di jalan tersebutlah yang menjadi pemicu utama.

Ketiga, dari sisi politik yang berhubungan dengan pemilihan kepala daerah. Hal ini sangat mungkin terjadi jika ada indikasi dari pelaku yang tertangkap mengarah pada dugaan tersebut. Jika tidak pun, masyarakat tetap bisa ikut beropini bahwa ini adalah salah satu cara untuk menjatuhkan kepercayaan dan harapan masyarakat terhadap kinerja kepala daerah terpilih saat ini.

Keempat, meningkatnya perselisihan SARA dan segala yang diakibatkannya dalam bentuk nyata maupun tidak. Pembakaran terjadi pada SD, bukan Mi. Banyak kemungkinan bisa ditarik dari akar masalah tentang perbedaan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama. Jika ditelaah sebab dan akibat yang ditimbulkan maka benang merah menuju ke SARA juga.

Kelima, aksi sangat berani ini mirip dengan teror di masjid Mabes Polri. Aksi teror tersebut ditujukan untuk polisi, maka korban yang diincar adalah polisi. Namun jika dikaitkan dengan kemungkinan pertama, bisa jadi pembakaran ini bukan ditujukan kepada pihak sekolah dan dinas terkait, melainkan tindakan pengecoh untuk mengelabuhi beberapa pihak.

Keenam, pelaku tidak mengetahui sebenarnya apa yang dilakukan. Pelaku mungkin salah seorang anggota di Kalawa Atei di kota Palangka Raya. Jika memang demikian pihak RSJ harus segera memberi klarifikasi.

Jika ada kemungkinan lain dan masyarakat mengetahui dengan jelas pelaku dan motifnya, diharapkan dengan sangat memberikan kabar kepada beberapa pihak. Banyak sekolah, madrasah, dan lembaga pendidikan di kota Palangka Raya telah bergadang beberapa malam ini untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Bahkan ada beberapa sekolah yang melibatkan orang tua siswa untuk ikut serta menjaga keamanan sekolah di malam hari.

Semoga pihak yang kebakaran jenggot segera bangun dan bergerak. Disamping itu, akan ada kerja sama beberapa pihak untuk menuntaskan permasalahan besar ini. Kebakaran SD bukan hanya masalah anak-anak, orang tua, dan guru-guru, tetapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah beserta aparat negara lainnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kalai ketidakpuasan itu pada pemerintah pusat atau provinsi, mengapa hanya di Palangkaraya? Mengapa SD? Di kabupaten atau provinsi lain, adakah pembakaran/kebakaran sejenis? Kalai tidak ada, sudah mengerucut permasalahannya.

02 Aug
Balas

Innalillahi wa inna illaihi rojiun

01 Aug
Balas

Semoga semangat anak-anak Merah Putih untuk menuntut ilmu tetap tinggi

01 Aug

analisis yang detail, kritis, dan objektif. kabarnya pelaku sudah ditemukan.

01 Aug
Balas

Pelaku ditangkap, pemilik ide pembakaran pun segera ditemukan, sehingga jelas permasalahannya dan bisa dijadikan bahan evaluasi semua pihak terkait

01 Aug

Innalillahirojiun mengapa???? Kok tega

01 Aug
Balas

Siaga kebakaran.... Hati hati dengan berbagai sumber bahan/media yang mudah terbakar seperti kompor minyak, kompor gas.... LPG, premium merupakan bahan yang mudah terbakar... Korsleting listrik dapat menyebabkan kebakaran... Ulah manusia baik secara sengaja maupun tidak sengaja....

01 Aug
Balas

Siap.. Siaga

01 Aug



search

New Post