jangan benci
Ini bukan tentang siapa atau apa.
Ini hanya sebagai pengingat saja.
Benci biasa dilontarkan setiap saat seseorang kecewa. Ketidaksukaan terhadap sesuatu atau seseorang bukanlah hal yang dilarang. Akan tetapi, arogansi tersebut tidaklah baik. Semua orang pun tahu. Kebencian dapat merusak mood, selera, semangat, kinerja bahkan sampai pada hasil.
Iin, gadis yang duduk di bangku SMP itu pun mengalaminya. Bahasa Inggris itu sulit sekali katanya. Dia pun tak suka pada bu Endang gurunya. Duh..penjelasannya susah dimengerti. Tambah lagi, dia selalu sibuk dengan gaya rambut dan kacamatanya. Mirip Atik CB jika diperhatikan sekilas.
Iin memang tak mengeluh. Dia tak pernah absen di kelasnya. Jika tak mengerti Iin tetap diam. Dia bingung mau tanya apa. Lha kata-katanya pun dia tak mengerti.
Tahun berlalu dan dia tetap tak suka pelajaran itu. Berganti guru pun tak mengubah semangatnya belajar. Sampai akhirnya ada tawaran ikut les. Kabarnya, jika tak gabung les privat di guru itu dia akan hancur lebur. Nilainya, maksudnya. Bu Sus namanya. Lebih keras dan disiplin dibandingkan bu Endang.
Iin akhirnya ikut juga. Tiga kali seminggu dia mengayuh sepedanya menuju rumah bu Sus. Meski dia masih bingung dengan tujuannya, dia tetap berangkat. Dia rajin. Dia belajar menyimak setiap penjelasan dari bu Sus dengan baik. Dia tetap berusaha mengikuti setiap untaian kata demi kata dari mulut gurunya. Dia selalu berusaha mencernanya.
Enam belas tenses yang diberikan sedikit-sedikit di setiap pertemuan memudar setiap kali dia sampai di rumah.Membuka dan membaca kembali tulisan dan latihan tak membuat dia mengerti maksud rumus-rumus bahasa asing itu.
Iin pun menutup bukunya.
Bulan berlalu. Tibalah bulan persiapan ujian. Buku latihan ujian pun dibagikan. Iin pun mendapatkannya. Sama seperti teman-temannya. Selepas maghrib dibukanya buku itu. Dia tekun mengerjakan tiap soal di dalamnya. Matematika dilaluinya dengn baik. Ipa juga. IPS pun tak ada masalah.
Sampailah pada halaman latihan bahasa Inggris. Sekilas wajahnya berubah. Satu soal dibacanya. Tak mengerti dia akan maksudnya. Ibunya berbaring di ranjang di belakang meja belajarnya. Merasa tak enak jika ibunya tahu kalo dia iatirahat lebih cepat, diraihnya kamus satu milyarnya. Dia buka halaman demi halaman. Dia mencari arti kata dalam soal itu.
Jarum jam menunjukkan pukul sembilan. Ibunya belum beranjak dari dipan di belakangnya. Dia akhirnya melanjutkan pada soal berikutnya. Sepertinya dia mulai menikmati mengerjakan soal itu. Dia pun lupa untuk menengok ibunya.
Tiba-tiba pintu terbuka. Ayahnya masuk dan mengingatkannya untuk istirahat. Dia hanya mengangguk. Dia kemudian mengambil buku catatan yang masih kosong. Dituliskannya setiap kata dalam soal tadi di buku tersebut. Entah berapa soal sudah ia selesaikan hingga ia tertidur di mejanya.
Tahu kamu yang dilakukannya?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
"Kebencian dapat merusak mood, selera, semangat, kinerja bahkan sampai pada hasil." Harus bisa meregulasi diri ya. Agar bisa menetralkan benci jadi luntur.
Betul Pak,,bl mungkin mnjadi cinta
Sebuah Proses menuju cinta.. Sip.
Betul pak...cinta menulis. Insha allah sll dijaga
Betul pak...cinta menulis. Insha allah sll dijaga
Betul pak...cinta menulis. Insha allah sll dijaga