Isna Indriati

Isna Indriati, ingin terus belajar menulis agar bisa tinggalkan sedikit kenangan bagi yang tak mengenalnya....

Selengkapnya
Navigasi Web
Menghafal atau memahami?

Menghafal atau memahami?

Menemukan selembar kertas soal ulangan harian yang bertuliskan "hafalkan", hati saya selalu bergejolak. Apakah anak-anak kita ini belajar hanya untuk hafalan? Saya rasa TIDAK. Kita seharusnya mengajak mereka memahami beberapa konsep. Konsep tujuan berangkat sampai kegiatan belajar selama di sekolah.

Saya selalu senang mengajak anak memahami segala sesuatu dengan menggunakan analogi diri sendiri. Saya berangkat ke sekolah untuk bertemu anak-anak. Saya berharap selalu ada beberapa dari mereka yang bertanya tentang materi. Bagaimana dengan mereka? Sebagai guru, saya selalu mengingatkan bahwa tujuan mereka datang ke sekolah adalah meningkatkan ilmu pengerahuan dan ketrampilan.

Jika ada yang bertanya artinya mereka ada membaca buku atau sumber lain yang berhubungan dengan pelajaran. Kalaupun ada yang keluar dari materi tetapi masih berhubungan dengan pengetahuan untuk kita, saya pun akan menjawab dengan senang hati. Jika saya tidak bisa menjawab tentu saya akan meminta bantuan dari teman-teman mereka dalam kelas. Saya tidak malu tidak bisa menjawab jika memang saya tidak tahu atau tidak memahami permasalahan yang ditanyakan. Jika hasil diskusi belum membuahkan hasil yang memuaskan, saya pun akan menangguhkan dan mencari informasi yang lebih lengkap terlebih dahulu.

Saya mengajar bahasa Inggris tentunya saya juga meminta anak untuk menghafal kosakata. Saat mereka memiliki perbendaharaan kata yang bagus, tentu akan mudah membimbing mereka untuk memahami materi. Pemahaman pun tudak hanya pada materi (language structure) tetapi juga isinya (content knowledge).

Pelajaran Bahasa Inggris yang menerapkan Kurikulum 2013 akan lebih fokus pada Content Knowledge dan bahasa digunakan sebagai medianya. Pengetahuan yang diintegrasikan dalam pembelajaran dapat dipilih sesuai minat anak-anak, misalnya matematika, sains, seni, kesehatan, atau bahkan tentang remaja. Ketika mereka menyukai materi yang kita bahas, maka akan mudahlah bagi kita untuk menyisipkan materi inti, yaitu struktur. Anak-anak pun akan lebih antusias dengan kegiatan yang cukup menantang, meski sedikit.

Sebagai refleksi saya pun selalu bertanya kepada diri sendiri "sudahkah saya puas dengan kegiatan mereka hari ini? sudahkah mereka mendapat sedikit pemahaman tentang bahasa dan isinya?"

Memang, saya sering meminta waktu anak-anak sekitar 10 menit untuk menulis kosakata sebanyak-banyaknya. Kegiatan ini pun tidak saya lakukan di setiap pertemuan. Saya biasa melakukannya 2 kali dalam satu semester, di tengah dan akhir.

Apakah saya sudah benar? Saya selalu mencari jawabnya di setiap kegiatan belajar saya bersama anak-anak.

Cermin hari ini, 10 Mei 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

refleksi yang sangat menarik. memahami konten bukan menghafal. Terima kasih sudah berbagi. Tulisannya bagus banget

11 May
Balas



search

New Post