Isna Indriati

Isna Indriati, ingin terus belajar menulis agar bisa tinggalkan sedikit kenangan bagi yang tak mengenalnya....

Selengkapnya
Navigasi Web

Nenekku terusir

Wanita itu bukan ibuku, bukan pula nenekku. Tak ada hubungan kerabat pun. Aku mempercayainya untuk menjaga si sulung jika aku ke kantor. Itu sudah dua belas tahun yang lalu. Setelah beberapa bulan aku menitipkan anakku kepada "mbah", sebutan agar aku dan anakku cepat akrab, tiba-tiba Mbah minta dibawa ke rumah. Tambah suka lah diriku. Tak usah antar jemput. Siapa pun pasti suka punya keluarga baru yang sabar. Meski tidur di rumahku, tiap Sabtu atau Minggu Mbah pulang ke rumah anaknya.

Namun, itu tak berlangsung lama. Mbah minta pulang ke kampung halamanya. Kuraang lebih 5 sampai 6 jam perjalanan. Mbah kangen sama sanak keluarganya di sana. Aku lepas kepergian Mbah dengan berat hati. Semoga sehat dan bertemu lagi lain waktu.

***

Beberapa bulan lalu, aku meminta Mbah untuk menjaga si bungsu. Dengan senang hati Mbah mengiyakan. Saat itu si bungsu baru bisa berjalan.

Sebelum meminta bantuan untuk mengasuh si bungsu, aku bertemu Mbah di suatu pengajian. Katanya, sudah sekitar setahun Mbah kembali ke kotaku dan ikut tinggal di rumah anaknya. Aku senang bertemu dengan beliau lagi. Alhamdulillah beliau sehat.

Enam bulan sudah Mbah menjaga si bungsu. Enam bulan itu pun aku tak tahu apa-apa tentang Mbah. Bagiku yang penting Mbah sehat, anaknya juga welcome, si bungsuku tetap ceria saat kuantar.

Libur semester tiba, Mbah juga istirahat menjaga. Meski rindu mulai membara, kupendam sementara hingga semua laporan terselesaikan semua. Mainlah aku dan si bungsu ke rumah Mbah. Awalnya anakku tak mau mendekat. Waktu sepuluh hari membuat dia tak mau bermanja dengan Mbah. Mungkin dia tahu kalau inangnya ini masih libur.

Tiba-tiba menantunya dengan sopan meminta waktu untuk bicara. Bila suamiku ada waktu akan berkunjung ke rumah. Entah pertimbanhan apa, rencana itu dibatalkannya dan disampaikan maksudnya saat itu juga.

"Bila mama Irhan (sebutanku) masih memerlykan Mbah untuk menjaga si bungsu alangkah baiknya Mbah dibawa saja ke rumah. Kami ini sering tak bertegur sapa. Maka dalam Islam batas waktunya hanya tiga hari, sementara kami ini keluarga, tak ada baiknya bila terus menerus saling diam. Mbah sering tak mau makan yang kami siapkan. Ya tak apa karena Mbah bisa beli sendiri. Bukan kami mengusir, tapi saya rasa itu yang terbaik."

Oh ya Allah masalah apa ini sebenarnya. Aku hanya bertanya dalam hati saja. Saat itu juga aku memutuskan untuk mengajak Mbah ke rumah, biarlah tinggal di rumahku seperti dulu. Insyaallah ada jalan keluar nanti. Yang pasti aku tak akan membiarkan Mbah pulang ke kampungnya sementara dia juga hanya tinggal ikut sepupunya, atau rumah anak menantunya.

Meski Mbah bersikeras memintaku mencari orang lain untuk menggatikannya menjaga si sulung, aku pun bersikeras menahannya. Sebulan minimal. Mencari pwngganti memang tak mudah, tetapi berusaha memberikan solusi akan lebih baik lagi agar keluarga itu tak terpecah.

Oalah Mbah...jadi dulu saat engkau jagakan si sulung juga sama seperti kali ini. Analisaku mungkin salah, tapi jika kejadian yang sama terulang kembali mungkin ada juga benarnya. Menantu Mbah ini memang belum punya rumah. Dia bersama keluarganya menempati rumah atau tanah jika dimintai tolong pemiliknya untuk menempati sekaligus menjaganya, buka menyewa. Dan hingga kini menantu Mbah ini punya cucu pun, belum memiliki rumah.

Jika aku meminta Mbah untuk menjaga anakku, dan aku memberikan ucapan terimakasih yang lebih dari upah umumnya mengingat beliau itu sudah tua, apakah aku salah? Jika meminta anak Mbah untuk menjaga si bungsu, sementara anak Mbah ini juga kerja nyuci dan setrika dari rumah ke rumah dengan jadwal yang lumayan padat, tentu nanti akan dilimpahkan ke Mbah juga.

Lalu, saat Mbah tak berselera makan dengan hidangan yang disiapkan dan lebih memilih beli sendiri, apakah Mbah salah? Mbah punya simpanan karena rupiah yang kuserahkan kepada Mbah yang menjaga anakku. Mbah tak salah karena selera orang tua akan berangsur menurun karena kekuatan mengunyah dan indra pengecapnya. Menurutku juga tak masalah, yang muda sebagai anak lah yang harus belajar memahami orang tua. Bukankah dulu mereka yang menjaga merawat dan mendidik kita sebaik-baiknya, apapun yang kita minta jika memang sangat perlu akan diusahakan untuk dipenuhi. Maka, sekarang jika kita mampu merawatnya, tempat tinggal saja belum cukup. Perhatian lah yang harus ditingkatkan.

Tak cukup kita sebagai anak berucap Rabbighfilii waliwalidayya warhamhuma kamarabbayanii saghiiraa. Apalagi jika kita terus teras meminta orang lain meminta membawa ibu kita, atau ibu dari suami/istri kita untuk tinggal di rumahnya karena alasan menjaga anak. Aku yang bukan anak atau cucunya sangat tak rela nenek itu terusir dari keluarganya.

Ini pelajaran sangat berharga bagiku. Aku jauh dari ibu bapakku juga nenekku. Aku sangat iri kepada mereka yang dekat dengan para ibu dan nenek mereka. Aku tak bisa sering memanjakan ibu atau nenek seperti mereka. Setiap ada kegiatan dekat dengan kampung halaman aku selalu mengejarnya. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Aku bisa mampir sebentar, meski hanya semalam, memeluk mereka, dan saling mendengar kisah masing-masing, adalah waktu yang sangat berharga.

Jauh bukan menjadi alasan untuk tak bisa mengunjungi mereka. Sibuk pun sama. Kesempatan itu diciptakan bukan ditunggu. Insyaalah selalu ada jalan untuk niat dan tujuan kebaikan.

Harapan terakhir, nenek yang terusir dapat menemukan kebahagiaan di rumahku. Inshaallah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post