Isna Indriati

Isna Indriati, ingin terus belajar menulis agar bisa tinggalkan sedikit kenangan bagi yang tak mengenalnya....

Selengkapnya
Navigasi Web

Nguping

"sareh-sareh...ono wong meteng gendong kulkas" teriak kenek bus memberi tanda sopir agar tidak terburu-buru tancap gas.

PPemandangan seperti ini hanya aku dapatkan ketika pulang kampung. Selalu ada canda dalam perjalanan, meski maksudnya adalah sebagai peringatan.

Tak lama setelah dua penumpang turun aku bisa duduk dengan jenak. Telingaku yang masih terbuka lebar mendengar pembicaraan ibu dan bapak di sebelahku. Bapak yang duduk dekat jensela memperingatkan ibu di sebelahnya agar tidak merapat. Pundaknya patah. Baru saja siang tadi jam 2 beliau mengalami kecelakaan. Tuturnya, seorang anak tiba-tiba menyeberang. Mungkin si anak sedang terburu-buru sehingga lupa tidak tengok kiri kanan. Dengan reflek menghindari anak dan bertahan agar tidak jatuh ke tengah jalan yang bisa menyebabkan dirinya tertabrak truk, akhirnya beliau jatuh ke kiri. Tetap saja sepwda motor mencium si anak. Lima jahitan di kepala si anak mungkin cukup untuk membuatnya jera dan lebih hati-hati.

Setelah dibantu warga pergi ke sangkal putung, si bapak harus berangkat ke kota sebelah. Bos kantornya menyarankan agar beliau mengurus administrasi agar bisa mendapatkan bantuan pengobatan. Aku hanya berpikir, mengapa berobat harus ditunda hanya karena andnistrasi? apakah bukti pengobatan tidak bisa digunakan untuk mengurus di kemudian hari? Tentunya rekam medik dari suatu rumah sakit adalah bukti nyata suatu pemeriksaan.

Bwrbeda dengan si ibu. Beliau juga cerita anaknya pernah kecelakaan sepeda motor juga. Saat itu anaknya yang duduk di bangku SMP itu baru pulang dari aholat jum'at. Saat tiba di auatu pertigaan, sebuah sepeda motor melaju dari sebelah kanan. Si anak pun menabraknya. Pikirku, mungkin si anak lagi melamun atau melaju dengan kecepatan tinggi dan tidak sempat mengerem. Si anak mengalami gegar otak ringan dan syaraf matanya ada yang putus. Sementara yang ditabrak kondisinya baik. Si ibu akhirnya melaporkan kejadian teraebut ke polisi. Si anak pun mendapat santunan dari jasa raharja.

Dari nguping yang tak disengaja aku berkesimpulan itulah warna dunia. Ada cerita di setiap sudutnya. Ada banyak hikmah di dalamnya. Pelajaran pertama, Setiap tempat pasti punya aturan, setiap pimpinan juga punya kebijakan. Semoga semua berpihak pada kebaikan bersama. Pelajaran kedua, belajar untuk mematuhi pwraturan, karena peraturan dibuat untuk ketertoban dan kenyamanan. Peraturan ada bukan untuk dilanggar. Semoga setiap orang selalu belajar dari setiap kejadian.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga setiap orang selalu belajar dari setiap kejadian...keren, setuju bu hny salah pengetikannya aja, sebaiknya di edit dulu sblm di sharr

05 Jul
Balas



search

New Post