Isna Indriati

Isna Indriati, ingin terus belajar menulis agar bisa tinggalkan sedikit kenangan bagi yang tak mengenalnya....

Selengkapnya
Navigasi Web

NJEDIR TENTANG SEBUAH RASA

Tantangan Menulis di Gurusiana Hari Ke-7

 

Semalam aku tak bisa tidur nyenyak. Dari pukul delapan kupaksakan diri menghabiskan waktu di depan laptop, mengedit tulisan anak-anak. Hingga pukul sepuluh, mata ini tak kunjung berat. Kantuk juga tak kunjung datang. Bisa jadi si mas gojek atau grab tak ada yang mau mengantar. Bisa jadi aplikasinya harus diupgrade. 

Kipas angin bermerek yang orang bilang tahan lama akhirnya kunyalakan. Kuarahkan langsung ke badan ini. Rasa panas, penat, atau semacamnya tiba-tiba mennyerang. Sengaja, kuminta angin-angin yang bakal bergerak bebas itu mampu menggiring rasa gundah itu menjauh. Jujur, ini bukan kegundahan karena LDR-an. Ini juga bukan karena rindu yang tak tertahankan. Sayang, aku memang bukan orang hebat yang pandai menyembunyikan sebuah rasa. Setidaknya aku masih bisa menanggung rinduku padamu. Meski Dilan bilang rindu itu berat, yakinlah, sayang, aku masih mampu bertahan untuk tak bertemu berpuluh-puluh minggu, tapi buka sewindu. 

Lampu ruangan akhirnya kupadamkan. Editan kucukupkan. Laptop kuistirahatkan. Aku melangkah ke ruang belakang. Cahaya dari tivi saja yang membuat rumah itu terang. Sebenarnya rasaku juga tak pernah redup, biarpun tivi itu nanti terpaksa kumatikan. Namun, lama menunggu kantuk tak datang, benar-benar aku harus terpaksa menekan tombol power tivi agar selesai pula tugas memberi berita dan hiburan. Telingaku juga sudah bosan, pembawa berita membahas virus corona serta dampak-dampak yang diakibatkan. Terkadang semua terlalu dibesarkan hingga masyarakat keresahan. Bayangkan, bahaya ini seperti siaga satu kebakaran hutan. Masker langsung hilang dari peredaran. Tit. Mati sudah berita, iklan dan semua siaran.

Mataku tetap tak mau terpejam. Rasa gundah gulana benar-benar membuat hati dan pikiranku tercekam. Saat kedua tanganku ini menyentuh kepala yang mulai kelimpungan, rasa penat menyerang kulit-kulit rapuh yang menopang gerai si hitam. Duh, Gusti. Kadang terasa berat cobaan ini. Aku akan memilih mencangkul di sawah, menanam padi hingga mengetam daripada menahan rasa yang tak mampu kuutarakan. Bahkan yang melihatku pun belum tentu mampu membayangkan. Mulutku harus merapal berderet mantra agar hati dan pikiranku hanya ingat Gusti Pangeran hingga terlelap karena lupa. 

Terbangun lewat tengah malam, aku masih gelisah. Tit. Tivi kunyalakan dan berita yang tak jauh berbeda kembali tersajikan. Duh, Gusti, penderitaan beberapa orang bukannya menjadikan masyarakat berempati namun mencari kesempatan demi keuntungan. Sedikit kurasakan perubahan penat yang menjalar ke setiap inchi raga meski hanya bisa kurasakan nyeri sedikit lalu menghilang. Aku sadar bila tivi tak kumatikan, rasa itu akan memperburuk kondisi badan. Mata kupaksa untuk berpejam hingga terbangun saat shubuh datang.

Hati dan pikiranku masih memadu irama rasa yang tak tertahankan. Semakin garang dan tak bisa dikendalikan. Lalu kuberanikan mematut diri di depan cermin. Bertanya, apakah diri ini patut menyimpan rasa-rasa yang tak boleh dibiarkan bersemayam. Melihat wajahku, dugaanku tak salah. Aku tak patut melihat dirimu yang gagah nan menawan. Bibirku pun tak patut menyunggingkan senyuman yang biasa kupersembahkan ketika kau datang, sayang. Duh, Gusti. Maafkan, ini bukan kesengajaan. Mata pendul, bibir njedir, serangan alergi yang tak terelakkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat bu.....

04 Mar
Balas

Terimakasih bu

08 Mar



search

New Post