Pilihan Si Penyu (sebuah cerita karya anakku)
Pada suatu hari disebuah lautan, ada keluarga penyu yang tinggal di sebuah terumbu karang. Mereka memiliki satu anak dan belum bersekolah. Suatu malam, orang tua penyu berdiskusi untuk memilih di mana penyu kecil akan sekolah.
Akhirnya mereka memutuskan sekolah yang tepat untuknya. Saat itu penyu kecil sedang bermain bersama temannya. Setelah dia mengetahui sekolah pilihan orang tuanya, penyu kecil tersebut tidak percaya. Dia berpikir waktu bermainnya akan banyak hilang kalau dia harus sekolah. Dia pun langsung berenang pergi menjauhi kedua orang tuanya tersebut.
Keesokan harinya anak penyu itu belum kembali. Orang tuanya pun panik mencari anaknya. Karena belum menemukan anak mereka, orang tua penyu pun meminta tetangganya, lobster, ikut mencarinya. Tetapi, dia tetap tidak ditemukan.
Tetapi di suatu tempat, penyu kecil mendatangi sebuah rumah besar. Rumah itu dihuni oleh gurita dan keluarganya. Keluarga itu sudah lama kenal dengan penyu kecil meski hanya sekali waktu dia bermain dengan gurita kecil.
“Dimana anak kalian bersekolah?”, penyu kecil bertanya.
“Dia sekolah di sebuah terumbu karang di kedalaman”, jawab mereka.
”Hah??di kedalaman ?!” teriak penyu kaget.
“Iya, dia senang belajar di sana”, jawab ayah gurita tenang.
Setelah bermalam di rumah keluarga gurita, penyu pun pergi ke kedalaman keesokan harinya. Dia sudah tidak ingat orang tuanya. Dia terus berjalan sampai dia menemukan gurita.
“Gurita!”, teriak penyu. Sepertinya gurita tidak mendengar teriakannya. Dia pun mendekati gurita, ternyata gurita pingsan.
Saat gurita sadar, penyu pun segera bertanya kepadanya. “Kenapa kau pingsan?”
“Aku tadi terkena batu yang dilemparkan musuhku”, jawab gurita.
“Kenapa kau dimusuhi” tanya penyu.
“Tidak tahu. Sejak aku sekolah disini aku jadi punya banyak musuh tapi sedikit temanku”, jawab gurita
“Ya,sudah aku sekolah disini saja” kata penyu.
”Tapi…kenapa?”, kata gurita.
”Nggak apa-apa”, jawab penyu cepat.
Malam harinya, penyu pulang diam-diam ke rumahnya. Di rumahnya sepi, mungkin orang tuanya masih di perjalanan pulang. Dia mengambil mainan dan buku-buku ceritanya. Dia tidak menunggu untuk bertemu orang tuanya. Dia bergegas pergi ke kedalaman menemui gurita yang sengaja menunggunya.
Keesokan harinya, mereka berdua beserta teman-teman gurita menemui musuh-musuh gurita yang selalu menjahili mereka. Mereka berusaha bicara baik-baik dan mengajak mereka berteman. Yang terjadi malah sebaliknya. Mereka malah mengeroyok gurita dan penyu beserta teman-temannya.
Pada malam harinya, penyu dan teman-temannya menyusun rencana. Mereka mau membalas menyerang musuh keesokan harinya. Mereka sangat kecewa dengan semua yang telah mengeroyok mereka pagi hari.
”Tapi mereka sangat banyak!”, kata ikan tuna kuatir.
“Ya sudah kalau tidak mau ikut!”, kata penyu kesal.
“Tidak usah marah-marah penyu”, kata lobster menenangkan penyu yang kesal.
Pagi harinya, mereka bersembunyi di tempat yang sudah di rencanakan semalam di kamar cumi-cumi. Karena kamarnya sangat besar, mereka juga menyiapkan banyak peralatan untuk menyerang musuh-musuh mereka yang tentunya sangat banyak.
“Serang!!!”, teriak gurita tiba-tiba. Ternya rombongan yang ditunggu sudah lewat.
Gurita dengan peralatan lengkapnya dengan epat mendekati rombongan. Dia dan beberapa temannya bertugas menyerang dari belakang musuh. Dengan menggunakan baju kayu yang mereka buat semalam, akhirnya mereka menang telak.
Penyu dan gurita pun meminta mereka untuk berdamai. Mulai saat itu musuh gurita, penyu, dan teman-temannya menjadi teman mereka di sekolah itu.
Di rumah para orang tua yang menyekolahkan anaknya di kedalaman pun sepi. Wajah mereka penuh kecemasan. Anak-anak mereka belum juga kembali dari sekolah, begitu pula orang tua si gurita. Seperti halnya orang tua penyu yang mengetahui penyu kecil kabur dari rumah. Hingga kini, dia juga belum kembali. Setelah berhari-hari dicari, mereka pun belum ditemukan.
Pada suatu siang, ada orang tua salah satu teman gurita dan penyu akan pergi ke kedalaman untuk menemui anak–anak mereka. Begitu orang tua penyu mendengar kabar itu, mereka mengikuti para orang tua yang pergi ke kedalaman, mereka berharap anaknya ada bersama anak-anak yang lain di kedalaman.
Setelah sampai di kedalaman mereka terkejut melihat anak mereka, si penyu kecil, yang sedang makan siang bersama temannya di halaman sekolah. Alangkah terkejutnya setelah mereka mengetahui bahwa anak mereka akan tinggal di sekolah kedalaman itu untuk setengah tahun, kemudian mendapat liburan 10 hari. Lalu, setengah tahun kemudian mereka kembali lagi ke sekolah untuk belajar lagi, dan setelah setengah tahun itu selesai, barulah mereka mendapat libur panjang, yaitu 60 hari.
Orang tua penyu pun sangat senang. Anaknya yang dikira marah dan kecewa, ternyata dia mencari sekolah sendiri. Di sekolah itu, dia mempunyai teman sangat banyak. WOW! Ternyata ada lebih dari 200 anak yang belajar di sana.
Penyu pun berkata “Aku ingin sekolah di sini ayah, ibu”. Dia memohon dengan lembut. Dia yakin mereka menyetujuinya. Akhirnya orang tua penyu menganggukkan kepala memberi tanda setuju. Mereka memutuskan lebih baik penyu belajar di sekolah yang dia suka daripada tidak sekolah.
Ada beberapa orang tua yang mengalami kejadian yang sama dengan keluarga penyu. Mereka yang bertemu di sekolah kedalaman itu banyak yang saling mengenalkan diri. para orang tua itu pun mengetahui kenapa anak mereka sekolah tapi tak pulang ke rumah. Anak-anak mereka lebih memilih belajar sepanjang waktu di sekolah bersama teman-temannya yang sangat banyak itu. Mereka tidak pulang selama beberapa minggu, karena sekolah di kedalaman juga tidak mengijinkan anak-anak sering pulang.
Setengah tahun kemudian……
Ting… tong… “Assalamu’alakum” suara seseorang dari luar.
“Wa’alaikumsalam” jawab ayah penyu sambil membuka pintu,
”Penyu!”, teriak ayahnya terkejut, “Kamu pulang, nak”
“Iya yah”, jawab penyu senang.
Ibu penyu pun mendatangi mereka dan bercakap-cakap di ruang depan.
“Kini juniorku datang”, kata ibu senang.
”Oh iya, bagaimana sekolahnya?”, kata ayah.
“Seru yah!”, jawab penyu dengan wajah berseri.
“Oh ya, kalau begitu ceritakan”, pinta ayah dan ibu yang hampir bersamaan.
Setelah berbincang lama dengan orang tuanya, sore harinya, penyu pergi ke rumah teman-temannya. Rumah yang pertama dia datangi adalah rumah gurita, sahabat baiknya.
Ting…tong…,”Assalamu’alaikum”, kata penyu dari luar.
”Wa’alaikumsalam”, jawab gurita. ”Ooh, penyu, kau sendiri? Ayo masuk”, sambung gurita lagi.
”Ayo masuk”, ayah gurita datang menyambut penyu dengan suka cita.
”Tidak perlu paman, aku harus mengunjungi teman-temanku yang lain”, penyu menolak penawaran ayah gurita. ”Baiklah aku akan pergi dulu ya”, kata penyu lalu berbalik pergi ke rumah yang lainnya.
Saat menjelang malam penyu pun pulang ke rumahnya. Bercerita dengan ayah ibunya sambil menikmati makanan kesukaannya adalah waktu terindah untuk menghabiskan liburan. Keesokan harinya, penyu masih punya janji bermain seperti biasanya dengan teman sekitar rumahnya. Dia puaskan berbincang dan bercanda dengan mereka sebelum kembali ke sekolah impiannya.
(karya Ahmad Irhan Fauzi)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terimakasih pak Yudha, bu Umul Amiin, semoga bisa menemukan bakatnya. Saya akan selalu menyemangatinya agar meluangkan waktu untuk itu di setiap liburnya.
Fabel yang menyenangkan nih bu.
Anaknya kreatif ya bu, calon penuls hebat...