Isna Indriati

Isna Indriati, ingin terus belajar menulis agar bisa tinggalkan sedikit kenangan bagi yang tak mengenalnya....

Selengkapnya
Navigasi Web
prematur (3)

prematur (3)

Namanya juga prematur.

Setiap mendengar istilah prematur banyak orang mengira bayi itu kecil dan lemah. Si ibu pun mengalaminya. Betapa diperlukan banyak dukungan untuk mendorongnya tetap bertahan hidup. Peralatan yang bermacam dan perhatian maksimal. Si ibu yang tak punya keluarga di tempat tinggalnya ini pun hanya bergantung pada dukungan sang suami. Sangat beruntung dia, ada saudara sepupu suaminya yang sering menjenguknya. Nasehat pun tak pernah ketinggalan dari setiap ucapannya.

Dua minggu berlalu, kondisi si prematur berangsur membaik. Masih di ruang pemulihan, dia tetap mendapat perawatan intensif. Perawat yang sudah akrab dengannya sering bercanda menyemangatinya.

"Cepat sehat nak, jangan lama-lama jadi lurah di sini. Wargamu sudah ada yang pindah lho..."

Mendengarnya, si ibu pun ikut tersenyum. Dalam hatu dia mengaminkan candaan perawat semoga menjadi doa yang didengar Tuhan. Lurah, jadilah engkau calon pemimpin yang bijaksana. Keakraban mereka sudah seperti keluarga dekat. Itulah yang membuat si ibu selalu sehat jiwa raga.

Suatu pagi saat menyiapkan ASI buat bayinya, si ibu tiba-tiba mematung. Wajahnya pucat. Tak lama darah mengucur deras memerahkan lantai ruangan itu. Dia pun berpegangan erat pada meja di dekatnya. Mulutnya masih terkatup rapat. Apakah menahan sakit atau berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya.

Perawat yang melihat kejadian itu pun langsung merangkulnya. Beberapa pertanyaannya pun menyerbu si ibu, memastikan bahwa dia masih sadar dan kuat. Dipapahnya si ibu ke toilet dalam ruang bayi tersebut untuk membersihkan diri. Darah segar dan gumpalan seperti daging hancur kembali mengalir dari jalan lahir. Kembali perawat memastikan bahwa si ibu masih kuat. Pembalut besar untuk orang melagirkan sudah terpasang, sehelai kain sarung pun dililitkan dipinggang. Dipapahlah si ibu ke ruang perawatan. Perawat lain membersihkan darah menggenang di lantai.

Selang beberapa saat setelah pemeriksaan, dokter dan kepala perawat menyarankan si ibu untuk istirahat total. Setiap gerakan mendadak akan mengakibatkan pendarahan. Jika si ibu tidak bertahan maka tranfusi akan dilakukan segera.

Ternyata si ibu berjuang agar tetap sadar. Tranfusi pun dibatalkan. Tak satupun keluarganya datang. Menurutnya, suaminya sudah aktif di kantor setelah masa cuti dan ijinnya habis. Dua minggu bukan waktu yang sebentar bagi suaminya yang mengabdi untuk menjaga keamanan negara. Peraturan kepolisian lebih ketat daripada kantor lainnya. Kenetulan saudara sepupunya yang biasa menjenguk pun tidak terlihat waktu itu.

Sebutir air bening menetes di ujung matanya yang sayu. Perlahan dia menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Matanya kemudian menutup pelan.

...

tobe continued

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nyicil pak bu,,sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit,,ehh jadi buku.

22 Jul
Balas

Buat penasaran nih bu.

22 Jul
Balas

Saya belajar dari membaca cerita anak didik saya...mereka punya lebih banyak pengetahuan tt genre n plot

22 Jul

Mantap

22 Jul
Balas

Luar biasa. Perlu perlakuan ekstra, sip..

22 Jul
Balas

Mantap, lanjutkan !

22 Jul
Balas



search

New Post