Banyak orang bilang "sabar itu subur"

Anggapan pertama muncul karena kebetulan orang yang sabar itu badannya cukup subur. Dari beberapa orang terutama teman yang saya temui dan akrab, fakta menunjukkan bahwa ketenangan hati karena mampu mengolah kesabarannya itu, mereka pun nyaman menjalani hidup. Makan tiga kali sehari menadikan tubuh mereka tetap segar dan subur. Namun, subur di sini bukan berarti gemuk.

Anggapan yang kedua berkembang setelah anggapan yang pertama disanggah oleh beberapa sahabat karena program kesuburan mereka tak berhasil kendati sudah melatih kesabaran dengan maksimal. Penyebab utama yang mereka sampaikan adalah faktor keturunan, sehingga jarum pada timbangan tak pernah bergeser lebih jauh ke kanan.

Anggapan ketiga ini mendukung anggapan pertama bahwa kesuburan itu dipengaruhi juga oleh pikiran. Kemampuan hati untuk bersabar namun masih merasakan kekawatiran terhadap sesuatu akan menghambat proses kesuburan. Pikiran menjadi salah satu pengendali agar perasaan tidak mengganggu kenyamanan. Disaat pikiran tegas menyatakan bahwa tubuh tidak boleh kompromi dengan masalah sehingga mengganggu mood makan, maka kesuburan itu terjaga dengan baik.

Kesimpulannya, sabar harus menjalin kerja sama dengan pikiran agar dapat mempertahankan kesuburan. Kesuburan badan akan memberikan dampak positif pada kesuburan ide-ide berkarya. Last, but not least, LOGISTIK mempengaruhi LOGIKA.