Isna Indriati

Isna Indriati, ingin terus belajar menulis agar bisa tinggalkan sedikit kenangan bagi yang tak mengenalnya....

Selengkapnya
Navigasi Web
SATUS SUSUK SEPULUH

SATUS SUSUK SEPULUH

Untuk mencapai tempat ini, yang cukup jauh menurut orang, dan diriku juga, aku menghabiskan banyak waktuku untuk duduk di dalam bis. Dua belas jam duduk bisa membuatku merasa pantat ini jadi kempes, pinggang rasa copot, dan leher juga pegel karena posisi tidur yang tak bagus. Namun dalam jangka waktu semalam ini ku hanya mengeluarkan selembar uang kertas merah dengan kembalian selembar warna ungu. Seratus kembali sepuluh. Murah kan?

Benar sekali. Ini sangat murah. Notabene aku berangkat dari kampung halamanku, Trenggalek menuju Banyuwangi dengan transportasi bus umum. Bagaimana dengan kereta api? Pasti kurang lebih sama. Bedanya, jika dalam kereta api, aku mungkin masih bisa jalan ke ujung gerbong lalu balik lagi ke tempat duduk. Nah, dalam bis, aku tak bisa beranjak dari kursi empuk yang kupilih dekat jendela.

Bagi sebagian lain, perjalanan ke tempat ini cukup dan sangat mahal. Bagaimana bisa? Dengan jarak tempuh yang hampir sama, orang tua dari Kediri yang ingin menjenguk anaknya harus carter mobil. Biaya sewa mobil pulang pergi selama minimal 3 hari dan biaya makan selama berkunjung tak kurang dari satu juta lima ratus. Itu juga harus dilakukan setiap bulan. Jadi, dia simpulkan bahwa biayanya mahal.

Lalu, bagaimana dengan mereka yang berasal dari luar daerah dengan jarak tempuh lebih jauh? Pasti lebih mahal lagi. Jika mereka tak bisa bawa mobil sendiri, mereka akan memilih pesawat karena waktunya cukup singkat. Tak capek dalam perjalanan. Sementara tiket pesawat Jakarta ke Banyuwangi juga berada pada kisaran harga tujuh ratus minimal.

Pertanyaannya, Jika memang itu pilihan anak dan disana tentu ada andil orang tua, mengapa harus dikeluhkan? Bukankah yang mahal itu mencari kemauan anak untuk belajar mandiri? Jika sudah tumbuh dalam diri anak, maka sudah seharusnya orang tua berbesar hati untuk membantunya memupuk dan mengembangkan. Hasilnya memang tak bisa dilihat dalam waktu dekat. Dukungan orang tua akan terlihat dampaknya setelah periode yang cukup panjang. Meski, dalam beberapa kasus ada anak yang cukup cepat berkembang kedewasaan dan tamggungjawabnya. Maka, akan lebih baik kita sebagai orang tua tak terlalu perhitungan masalah biaya. Sesungguhnya orang tua berusaha keras tujuannya untuk keluarga, terutama anak-anaknya.

Mari kita coba membuat analogi sederhana, satus susuk sepuluh. Dari yang kecil ini baru terlihat bahwa yang aku keluarkan masih ada lebihnya. Semakin banyak aku keluarkan, tentu semakin besar pula lebihan yang aku dapatkan.

😊😊😊

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post