Isna Indriati

Isna Indriati, ingin terus belajar menulis agar bisa tinggalkan sedikit kenangan bagi yang tak mengenalnya....

Selengkapnya
Navigasi Web

SUDAHKAH MERDEKA?

Saya tak memenuhi syarat mengikuti tantangan menulis tentang merdeka belajar. Saya hanya ingin berbagi tentang pengalaman menjadi guru yang merdeka.

Sejak tahun 2013 hingga kini, saya memaksakan diri memasukkan abstrak untuk seminar nasional seperti TEFLIN dan NELTAL. Ada tiga hal yang mendorong saya untuk melakukannya, 1) menjaga semangat belajar terutama menulis artikel ilmiah dan berbagi bersama guru, 2) reuni dengan teman kuliah, dan 3) pulang kampung agar bisa berkumpul orang tua meski sejenak. Kebetulan tahun 2013 belum ada seminar khusus guru bahasa Inggris semacam itu di kota tempat tinggal saya di Palangka Raya. Keinginan pulang dan upgrade ilmu selalu mendesak saya setiap tahun. Meski pernah dengan terpaksa saya batalkan karena berbenturan dengan tugas di sekolah, atau tidak mendapat ijin dari atasan, saya tidak pernah bosan mencoba untuk tetap berpartisipasi di tahun berikutnya.

Bagaimana dengan masalah biaya? Alhamdulillah, setiap saya berniat untuk mengikuti kegiatan di luar pulau, saya diberi kemudahan untuk menyiapkan uang saku. Saya bersyukur ketika IAIN Palangka Raya menyelenggarakan seminar serupa di tahun 2014, meski belum menjadi agenda tahunan. ELITE dan NACELT pun menjadi tantangan.

Tak puas dengan seminar di dalam kota, saya selalu mencari informasi tentang kegiatan pengembangan diri. April 2017 saya mendapat kesempatan belajar bersama Media Guru, Oktober di tahun yang sama kemudian kembali lagi ke Bogor dalam kesempatan belajar bersama KPK dan guru guru dari Kementerian Agama dari berbagai daerah. Tahun 2018, saya masih lanjut mencari kesempatan belajar di dua tempat; Workshop di Tabalong dan Banjarbaru bersama ITELL dan Temu Pendidik bersama Komunitas Guru Belajar yang dicetuskan oleh Kampus Cikal. Keduanya terjadi di akhir tahun.

Tahun 2019, sengaja saya tak keluar kandang. Belajar bersama komunitas literasi di kota sudah cukup bagi saya. Alhamdulillah, ada siswa yang tertarik dan berhasil mengembangkan bakatnya menulis dan mendapat penghargaan Taruna Sastra dari Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah. Kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam acara Gelar Teater pun menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi saya.

Bagaimana respon teman teman? Tentu ada negatif dan positif. "Buat apa kamu menghabiskan banyak uang untuk seminar, kegiatan ini dan itu? Apa yang kamu cari?" Pertanyaan itu mampir di telinga saya berulang kali.

Sudahkah Merdeka Belajar? Saya jawab SUDAH. Tanpa ada motivasi diri untuk ikut berbagai kegiatan untuk upgrade ilmu, saya tak akan bisa jalan jalan keluar kota. Setiap kegiatan saya anggap sebagai liburan, bonus usaha saya dalam mengirim abstrak. Bila saya hanya menunggu giliran seminar atau pelatihan yag diadakan oleh dinas, saya tak tahu kapan saya akan mendapat kesempatan. Terkait biaya, untuk semua kegiatan yang saya ikuti adalah dana pribadi.

Sudahkah Merdeka Belajar? SUDAH, yakni tatkala saya menentukan pilihan untuk mengikuti kegiatan ini dan itu tanpa menunggu ajakan orang lain, tanpa meminta bantuan biaya dari dinas.

Sudahkah Merdeka Belajar? Ketika saya menerapkan ilmu yang saya peroleh dari berbagai kegiatan tersebut lalu berbagi pengalaman dengan siswa, itulah praktik merdeka belajar. Ketika saya membuat kesepakatan dengan siswa tentang materi dan kegiatan belajar yang mengakomodasi perbedaan gaya belajar siswa, itulah saya menjadi murid yang gemar belajar. Konsep merdeka belajar bagi saya sangat sederhana. Merdeka, bebas untuk menentukan kegiatan belajar dalam kelas, luar kelas, berkelompok, berkolaborasi, atau yang lain sesuai keinginan siswa. Merdeka dan bebas belajar dari bermacam sumber baik yang relevan atau tidak, namun bisa disesuaikan dengan keadaan. Merdeka dan bebas untuk belajar dari siapa saja, senior, junior, siswa, tukang sapu jalan, penjaja koran, bahkan alam yang telah menyiapkan segalanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post