Isna Nur Fityana

Seorang pendidik dari Kota Reog yang mengabdi sebagai guru IPA di MTs Darul Huda di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo....

Selengkapnya
Navigasi Web

DIKIRA RUSAK

Tahun 2018 lalu ibu saya membeli sebuah kulkas yang menurut saya ukurannya tinggi dan besar. Tentunya dengan mempertimbangkan harga dan kebutuhan serta kelebihan dan kekurangannya. Alhamdulillah selama penggunaan kondisinya baik-baik saja. Yang paling dibutuhkan biasanya pada hari raya qurban saat kami mendapat banyak kiriman daging sapi dan kambing. Pada dasarnya di rumah kami memang sangat jarang memasak karena setiap harinya orang rumah semua bekerja. Biasanya hanya membuat sarapan seadanya sedangkan untuk makan siang dan malam sering beli di luar. Dengan adanya kiriman daging yang banyak pun tidak mengubah kebiasaan kami untuk segera memasaknya sehingga lebih memilih disimpan di freezer untuk dimasak nanti jika sedang diperlukan.

"Tempenya kok jadi padat banget dan hangat gini ya padahal disimpan di chiller loh", kataku pada ibu ketika suatu pagi akan memasak sarapan.

"Masa? Padahal kemarin kan masih bagus teksturnya", begitu tanggapan dari ibuku. Beliau memang selalu rutin membawa tempe dari Magetan sebanyak 50 bungkus di hari Jumat sore saat pulang kantor. Setelah dibiarkan semalam di suhu ruang esok paginya tempe tersebut langsung dimasukkan chiller ketika teksturnya belum terlalu padat sehingga sangat pas kalau digoreng.

Dua hari kemudian adikku kelimpungan karena mendapati sayuran di chiller hampir busuk semua.

"Ya Allah, kenapa bisa begini?", serunya. Lalu ku periksa pengaturan suhu di chiller. Ternyata menunjuk di angka yang tidak optimal.

"Hm...siapa ini yg mengubahnya pantas saja chiller jadi hangat. Apa mungkin ibu ya?". Aku berpikir seperti itu karena memang ibuku sering sekali mengotak-atik barang padahal kurang paham dengan kondisi barang tersebut. Namun, aku masih heran walau angka menunjuk di suhu yang tidak optimal biasanya chiller tidak hangat seperti itu.  Aku curiga lagi mungkin karena posisi pintunya tidak tertutup rapat. Kemudian aku periksa freezer ternyata dingin seperti biasanya. Aku semakin heran biasanya kalau karena pintu tidak rapat maka freezer pun menjadi kurang dingin. Akhirnya kami positif thinking saja kalau nanti suhu akan kembali dingin setelah ku atur di suhu optimal. 

Lalu kami berinisiatif untuk membersihkan kulkas. Semua bahan yang hampir busuk kami buang. Kami pilih yang masih bagus untuk tetap disimpan. Freezer sudah tidak penuh lagi hanya berisi ASI perah untuk anakku yang masih bayi. Aku bersyukur karrna freezer maaih normal. Kalau tidak sudah pasti aku nangis bombay karena stock ASI anakku tersimpan disana semua. Bisa-bisa semuanya basi dan sia-sia perjuanganku mengASIhi ke depannya.

Malam harinya aku menanyakan pada ibu apakah beliau yang mengubah pengaturan suhu chiller. Beliau bilang iya dengan alasan kemarin mendapati buah yang di chiller membusuk, jadi beliau putar di angka yang kecil. Padahal angka yang kecil itu menunjukkan suhu tinggi bukan suhu rendah. Akhirnya aku berkesimpulan bahwa memang kulkas itu membutuhkan penyesuaian suhu lagi setelah ada perubahan.

Keesokan paginya ternyata tidak ada perubahan dan suhu chiller tetap hangat. Kami langsung inisiatif untuk memanggil teknisi di toko tempat kami membeli kulkas tersebut. Namun ternyata pihak toko meminta bukti nota pembelian kulkas tersebut. Subhanallah...apalagi ini pikirku. Mana mungkin nota itu masih ada sekarang sedangkan sudah 2 tahun lalu. Aku segera menanyakan pada ibu dimana nota tersebut. Tentu saja ibu bilang sudah tidak menyimpan notanya.

"Pasti nota itu masih tersimpan di tas ibu. Biasanya ibu tidak membuang kertas-kertas seperti itu kan dari tas?", Kata adikku berusaha meyakinkan.

"Ya kadang-kadang ibu juga buang lho. Lagipula kan nggak tau tas yang mana waktu beli dulu", kata ibu.

"Ya cobalah bu diperiksa semua", pinta adikku. 

Ibuku yang pagi itu bersiap hendak ke kantor pasti tidak sempat mencari nota tersebut. Haduh, kenapa pakai nota segala pikirku. Padahal waktu kami memanggil teknisi di toko yang sama ketika itu mesin cuci bermasalah juga tidak perlu menunjukkan nota. Lalu aku teringat pernah meminjam salah satu tas ibu dan di dalamnya ada banyak kertas nota yang hampir saja kubuang namun kuurungkan karena takut dicari ibu. Bergegas ku ambil kertas-kertas itu di laci kamarku. Dan ternyata nota tersebut ada!

"Ketemu...ketemu... ", Seruku pada adikku. Hahaha, lega sekali rasanya. Tak bisa bayangkan jika teknisi tidak mau datang lalu kami harus meminta jasa tukang servis biasa. Kemungkinan besar malah kulkas kami rusak dan jadi barang rongsokan nanti seperti yang pernah terjadi pada saudara kami.

Pada hari yang telah dijadwalkan teknisi tersebut datang berjumlah 2 orang. Mereka menanyakan bagaimana kondisi kulkas kami sekarang. Saya tunjukkan kalau suhu chiller tidak dingin tapi freezer tetap dingin. Salah satu dari mereka membuka chiller dan memeriksanya. 

"Kapan Bu beli kulkasnya?", Teknisi itu bertanya.

"Tahun 2018, sudah 2 tahun ini", jawabku.

Setelah itu dia membuka freezer.

"Lha dalaaahh... Itu dia penyebabnya...", dengan kompak mereka berdua mengatakan itu sambil menunjuk ke dalam freezer. Aku yang tidak tahu menahu hanya nyengir.

"Ini lho bu pengaturan suhu freezernya kok bisa di angka yang paling rendah, harusnya di tengah (optimal)", kata teknisi tersebut.

Aku lalu melihat ke dalam freezer. Benar juga.

"Tapi selama ini kami tidak pernah mengubahnya Pak...", Kataku.

"Ya mungkin tidak sengaja bergeser karena kesenggol", teknisi tersebut membetulkan pengaturan suhu ke arah yang optimal.

Masuk akal juga perkataan teknisi tersebut. Mungkin pas waktu freezer penuh membuat tombolnya bergeser sedikit demi sedikit hingga kami tidak menyadarinya. Akhirnya aku cuma bisa tersenyum menahan malu dan rasa bersalah.

"Baiklah bu, sudah nggak apa-apa. Kami permisi dulu", ucap teknisi sambil berjalan keluar rumah.

"Ya Pak, terima kasih banyak atas bantuannya", kataku malu-malu.

Aku menceritakan kejadian itu pada adikku yang tidak ikut menemui teknisi tadi. Kami berdua merasa konyol dan malu. Bahkan kami sudah berpikir bahwa sparepart dari kulkas merk tersebut memang tidak bagus berdasarkan sharing orang-orang di internet. Aku sampai tertawa sendiri untuk beberapa saat mengingat kejadian itu. Namun, kami bersyukur kulkas yang dikira rusak ternyata tidak ada masalah. Maafkan kami Pak Teknisi, bukan maksud kami ngeprank anda berdua. 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah, endingnya melegakan. Sukses selalu bu.

05 Dec
Balas

Endingnya tidak jadi melegakan Pak, heee

10 Dec



search

New Post