Sepenggal Cerita Kopi Pagi
#hari ke-619
Pagi yang merayap,
tanggalkan malam yang terlelap.
Lengang senyap.
Cuma denting gemericik air yang meratap.
Cin, kunikmati kopimu sedap,
sembari pandang bola indah matamu, mantap.
***
Bara yang melalap,
bawa rindu terkesiap.
Tapi tak bisa terbang, karna patah sayap.
Tinggalkan luka yang menetap.
Cin, masihkah ada separuh harap?
Pada secangkir kopi yang ludes kusantap. (*)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisinya Keren Diksinya menarik dan penuh Makna. Semoga sehat dan sukses selalu buat Bapak bersama Keluarga tercintanya
Keren pakde puisinya