Andai kita bercermin secara jujur pada realitas pendidikan saat ini, kita masih prihatin. Masalah pendidikan seolah masih menjadi sesuatu yang utopis untuk diharapkan sebagai ujung tombak penggerak kemajuan. Bilakah guru sebagai sosok penggerak di garda paling depan, mampu membawa transformasi pendidikan?

Kehadiran sosok guru yang mampu memberikan inspirasi kepada peserta didik dan membawa perubahan di kelas-kelas sangat diperlukan di tengah krisis seperti ini. Pribadi guru yang mengedepankan orientasi nilai-nilai keberadaan dirinya sebagai seorang pendidik. Guru yang bermartabat dan benar-benar menjadi rujukan wawasan serta mampu mentransendensikan pembelajaran di kelas sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar transfer informasi dan pengetahuan. Ada passion yang tak berbatas apa pun dan sebuah keinginan kuat untuk melihat peserta didik bertumbuh serta bermetamorfosa untuk menyempurna menjadi insan-insan yang mampu memberdaya dan mengaktualisasikan dirinya.

Di tangan dingin para guru yang demikian, tidak hanya sekedar mampu menghantarkan siswa hebat dalam hal kepintaran, namun dapat mengisi jiwa-jiwa anak didik dengan kepribadian dan akhlak yang budiman. Inilah hasil karya sang guru hebat yang akan membawa bangsa ini menuju pembaruan dan transformasi berkemajuan.

The Inspiring Teacher

Clayton M Christensen (2017), pencetus teori Disruptive Innovation, meramal akan terjadi kebangkrutan dalam dunia pendidikan yang diakibatkan oleh disrupsi teknologi. Namun, kita harus percaya dengan keberadaan para guru yang mampu menginspirasi muridnya, ramalan itu akan terbantahkan. The Inspiring Teacher, tidak akan pernah tergantikan oleh kemajuan teknologi.

Setidaknya ada 5 (lima) kemampuan yang dimiliki guru inspiratif (Vicki Phillips, 2015). Pertama, membimbing. Kemampuan membimbing adalah supporting yang dilakukan guru untuk menjadi sumber semangat bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang dicitakan. Kedua, pengabdian atau dedikasi. Guru mengispirasi adalah guru yang menjadikan profesinya melebihi sekadar pekerjaan dan rutinitas, namun panggilan hidup.

Ketiga, teladan dan berkolaborasi. Kegiatan belajar-mengajar selalu mensyaratkan kemampuan untuk melakukan kolaboratif dengan sesama. Kolaborasi dapat menumbuhkan rasa percaya para siswa untuk berkembang. Yang keempat, adalah kemampuan untuk menumbuhkan keyakinan peserta didik. Guru menginspirasi selalu akan menyediakan waktunya untuk memberikan tantangan yang memungkinkan peserta didik menemukan potensi yang dimilikinya secara maksimal. Guru yang menginspirasi tidak berhenti pada penyampaian materi atau bahan ajar semata, akan tetapi memberikan peluang-peluang untuk berpikir kreatif peserta didiknya.

Kelima, memberikan dampak positif bagi peserta didik atau teman sejawat. Kemampuan memberikan dampak positif untuk peserta didik, berkaitan dengan kemampuan untuk menciptakan dan menyediakan relasi dan lingkungan belajar yang positif untuk peserta didik. Ketika relasi peserta didik atau teman sejawat dibangun dengan penuh rasa kasih saying, empati, rasa penghargaan dan kepercayaan, maka sesungguhnya, mereka sedang membangun dan menularkan dampak positif lagi baik pada peserta didik dan teman sejawatnya. Bukan perkara mudah untuk mendorong guru dalam mengasah kemampuan menginspirasi para muridnya. Namun, bukan pula sesuatu hal yang mustahil untuk dilaksanakan.

The inspiring Teacher merupakan refleksi masa depan. Andai semua guru di negeri ini terus berupaya mengembangkan kapasitasnya sebagai guru yang menginspirasi murid-muridnya, maka tidak menutup kemungkinan bangsa ini akan berkemajuan. Semoga.**