#tantanganmenulis ke 91

Peringatan hari Pendidikan Nasional kali ini masih dalam suasana pandemi. Sekolah masih banyak yang kosong, pembelajaran masih dilaksanakan secara daring. Adapun sekolah yang mengadakan pembelajaran tatap muka harus memenuhi aturan protokol kesehatan. Dan jumlah pembelajaran tatap muka hanya 30%. Lebih dari satu tahun dunia pendidikan menyesuaikan dengan sistem pendidikan di era pandemi.

Tatanan kehidupan saat ini merubah secara dratis termasuk dengan pendidikan. Hilangnya interaksi langsung berubah menjadi pembelajaran daring yang dibatasi dengan jarak. Komunikasipun tidak selancar pada pembelajaran tatap muka. Pada pembelajaran tatap muka kita bisa berinteraksi dengan anak-anak secara langsung, Ikatan emosional bisa kita bangun, peran kita sebagai orang tua di sekolah benar-benar berjalan. Interaksi untuk membangun mental anak bisa terjaga.

Namun dalam pembelajaran daring, seolah-olah kita hanya memberikan materi dan tugas yang harus di baca dan dikerjakan oleh anak-anak. Tapi dalam kenyataannya apakah materi yang kita berikan dibaca, dipelajari, dipahami oleh semua anak? Ini menjadi tanda tanya besar yang perlu dicari jawabannya. Ataukan anak hanya menggugurkan kewajibannya untuk mengirim tugas yang kita berikan, tanpa ada sesuatu yang membekas dalam benaknya. Ini sangat ironis, secara nilai mendapatkan predikat baik, mungkin sangat baik. Tapi dari segi keilmuan lenyap selepas tugas dikirimkan.

Pembelajaran tatap muka memang sulit digantikan dengan pembelajaran jarak jauh. Memang untuk mengatasi ini semua tidak mudah dalam kondisi masih pandemi. Dengan memperingati hari pendidikan hari ini semoga apa yang dicanangkan oleh pemerintah dapat mencetak generasi masa depan yang handal. Baik itu melalui pembelajaran tatap muka ataupun pembelajaran jarak jauh. Pendidikan masa depan harus mampu mendorong individu menjadi kritis.Mari kita serentak bergerak wujudkan merdeka belajar.