#tantanganmenulis ke 90

Minggu pagi yang begitu sejuk, matahari menampakkan sinarnya dan angin pagi yang begitu segar menambah semangat Tania dalam berkebun. Ada koleksi baru yang baru saja dibeli dari pasar bunga. Ibu Tania memberi nasehat bahwa membeli Bunga itu mudah yang sulit itu merawatnya. “Iya bu, Tania ngerti, yang penting disiram air kan beres.” Jawab Tania. Ibu Tania tetap berbicara masalah kebun Bunga yang tidak terawat di samping rumah.

Terdengar suara motor masuk halaman, Ibu Tania segera melihat siapa yang datang. Anton yang sudah tidah asing lagi dimata Ibu Tania. Setelah uluk salam, Anton dipersilahkan masuk, sambil menunggu Tania menemui, Anton melihat-lihat pot-pot tanaman yang terawat menghiasi teras. “Tidak salah, aku memberi hadiah bunga pada Tania, bunga ini nanti pasti akan tumbuh subur di tangan Tania, seperti cinta ku pada Tania.” Guman Anton dalam hati. Kedatangan Anton kali ini untuk memberikan bunga baru menambah koleksi yang di teras Tania. Hati Tania berbunga-bunga menerima pemberian Anton.

Setelah Anton pulang, Ibu Tania menanyakan ada keperluan apa Anton pagi-pagi sudah datang kemari. “Ini bu memberikan bunga.” Jawab Tania sambil memperhatikan bunga barunya. Tania menjelaskan bunga ini mahal dan lagi viral kepada ibunya. Begitu mendengar nama bunga itu “Janda Bolong”, hati Ibu Tania menjadi was-was. Pikiranya melayang jauh membayangkan anaknya terjadi apa-apa dikemudian hari. Dengan nada keras Ibu Tania menyuruh untuk mengembalikan bunga itu sekarang juga. Tania hanya terdiam saja menuruti apa kata Ibunya. Lenyap sudah, janda bolong yang diimpikan Tania.