PENYESALAN
#tantanganmenulis ke 29
Dirasa sudah puas bermain air, Gilang dan Tino segera ganti pakaian. Keluar dari kamar ganti, kedua bocah sudah kelihatan bersih dan tampan. Memang usia mereka tidak terpaut jauh, Tino kelas enam sedang Gilang kelas lima. Masalah pelajaran Tino tidak ketinggalan dengan yang lain, selalu masuk lima besar dalam kelasnya. Marni selalu disiplin membiasakan untuk selalu belajar. Biar kelak bisa jadi orang yang sukses. Begitu juga Gilang, karena mendatangkan guru privat di rumahnya, tak mustahil juara kelas selalu ada ditangannya. “Ayah, lapar makan ya Yah….” Keluh Gilang. “Iya, habis ini kita makan di rumah makan kesukaan mu.” Jawab Ayahnya sambil tersenyum.
Rumah makan yang bersih, luas, nyaman sangat cocok untuk makan sekeluarga, yang menjadi pilihan Prastyo. Seorang pelayan mendekati meja mereka berempat sambil menyodorkan daftar menu. Mereka memilih menu sesuai kesukaan masing-masing. Gilang dan Tino menikamati menu yang sudah ada didepannya, sesekali bercanda menjadikan suasana sangat akrab. “Marni, kamu besok kerja di kantor ku lagi ya?” Pinta Prastyo disela-sela makan. Suatu permintaan yang mengagetkan hati Marni. Memang Marni belum memikirkan mau kerja apa dan dimana setelah mengundurkan diri dari kantor Prastyo. Prastyo masih berharap Marni kembali ke kantornya. Marni tidak bisa menjawab apa yang sudah ditanyakan Prastyo.
Dalam perjalanan pulang, di depan pasar terlihat ada kerumunan di pingggir jalan. Prastyo melambatkan laju kendaraannya, ternyata ada kecelakaan. Tiba-tiba ada seseorang yang menghentikan kendaraanya. minta tolong membawa korban kecelakaaaan ke rumah sakit. Prastyo keluar dari mobil, begitu mendekat ke korban, wajah yang sudah tidak asing lagi duduk kesakitan menahan luka dilututnya. “Nadya.” ucap Prastyo lirih yang hampir tidak terdengar. Prastyo segera memberitahu Marni bahwa yang sedang kecelakaan Nadya. Prastyo dan Marni segera menolong Nadya dan membawa ke rumah sakit. Masuk ke UGD, Nadya segera mendapat pertolongan, luka robek yang ada di lutunya dibersihkan dan harus dijahit. Selesai mendapat pertolongan Nadya berbaring ditemani Prastyo dan Marni. “Maafkan aku Marni, atas kejadian kemarin, sebetulnya itu rekayasa dari aku.” ucap Nadya sambil mengulurkan tangan pada Marni. “Sudah, jangan dipikirkan lagi.” ucap Marni sambil menerima uluran tangan Nadya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Marni yang baik hati. Lanjutkan dengan karya berikutnya agar terwujud buku tunggal kumpulan pentigraf. Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS.
Terima kasih P. Sriyono, salam sehat selalu
Pentigraf yang keren Pak, salam literasi, izin saya follow, supaya banyak teman,
Terima kasih, salam literasi
Cerpen keren, pak is
Terima kasih, salam literasi
Udah baikan...?
Insyap....
Pentigraf yang keren pak. Sukses slalu
Terima kasih bu, semoga sehat selalu
Sesal tk sudah... Nadya. Punya kwn yg baik seperti Marni.izin follow pak. Semoga berkenan follow back.
Terima kasih. Bu....salam literasi