Ispramono

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
RASA MALU

RASA MALU

#tantanganmenulis ke 27

Hari ini tepat tiga bulan Marni bekerja di kantor Prastyo. Adaptasi dengan lingkungan kantor dan teman-teman kantor berjalan lancar. Marnipun mulai merasa nyaman bekerja. Hari ini pula Nadya yang cuti melahirkan mulai masuk kerja. Nadya dan Marni jadi satu ruang di bagian adminitrasi. Melihat ada karyawan baru, Nadya merasa tersaingi. Sikap kurang simpati selalu ditunjukkan. Apalagi perhatian Pak Prastyo selalu pada Marni. Melihat keterdekatan Prastyo dan Marni semakin menambah kebencian Nadya pada Marni. Niat jelek merasuk ke pikiran Nadya, bagaimana mempermalukan Marni.

Siang itu semua karyawan sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Tiba-tiba Nadya menjerit histeris memecahkan suasana keheningan. Dompet yang ada di tasnya dibuka berulang kali. Sesuatu yang ada di dompetnya hilang. Teman-temanpun tanya apa yang hilang. Sesuatu yang dicari tidak ketemu, Nadya bergegas ke tempat duduk Marni. Tanpa bosa-basi Nadya menuduh Marni yang telah mengambil uangnya. “Aku tidak tahu mbak…dan aku tidak mengambilnya.” ucap Marni membela diri. Marni dicerca pertanyaan berulang kali oleh Nadya. Nadya tetap saja tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Marni. Nadya meminta Marni untuk membuka tasnya, alangkah terkejutnya dalam tasnya ada uang bengitu banyak. Seperti dapat angin segar Nadya menunjukan pada teman-temanya bahwa uang yang hilang sudah ditemukan dan siapa yang mengambil sudah jelas.

Semua mata teman-teman memandang kearah Marni dengan sinis, seakan-akan Marni sebagai penjahat kelas kakap. Muka Marni memerah dipermalukan di depan teman- temannya seperti itu. Senyum kemenangan tersungging di bibir Nadya. Keributan ini sampai juga ke telinga Prastyo. Marni dan Nadya dipanggil untuk menjelaskan duduk permasalahannya. Nadya berapi-api menjelaskan apa yang baru saja dialaminya. Marni hanya tertunduk diam. “Maafkan saya Pak, sebetulnya saya tidak tahu menahu dengan uang itu, tiba-tiba uang ada dalam tas saya” jelas Marni sesengukan menahan tangis. “Saya mengundurkan diri saja Pak, saya malu di depan teman-teman telah dituduh mengambil uang.” ucap Marni. Dalam hati Prastyo tidak percaya kalau Marni telah mengambil uang. Prastyo telah menahan Marni untuk tetap bekerja dikantornya, tapi Marni bersikukuh dengan pendiriannya. Rasa malunya tidak bisa dibeli dengan apapun.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga Marni terus bekerja agar terbukti siapa sesungguhnya yang salah.Lanjutkan menjadi pentigraf berseri mas.Teman kita mas Bambang Heru rutin menulis pentigraf bersambung. Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS.

28 Feb
Balas

Terimaksih supportnya P. Sriyono

28 Feb

Astagfirullah .. menghalalkan segala cara demi cinta .. keren pentigrafnya, pak is

28 Feb
Balas

Terima kasih bu, Salam literasi

28 Feb

Izin follow ya pak

28 Feb
Balas

Terimakasih

28 Feb

Sabar ya Marni, semoga sukses selalu buat Bapak Ispramono

28 Feb
Balas

Terima kasih P. Bambang, semoga sehat selalu

28 Feb

Mantab... Lanjutken

28 Feb
Balas

Terima kasih P. Barid. Sikses selalu

28 Feb

Pentigraf yg keren pak.salam.literasi.ijin sy follow.follow back ya...

01 Mar
Balas

Pentigraf yang keren pak. Salam.literasi

27 Feb
Balas

Terima kasih bu

28 Feb

Aduh Marni gimana ini. salam lierasi Pak

01 Mar
Balas



search

New Post