#tantanganmenulis ke 4

Sore pulang dari kerja, Rudi masih belum tenang karena pekerjaan kantor belum selesai dan harus dikirim ke kantor pusat malam ini juga. Laptop segera dibuka, laporan keuangan kembali dicermati, angka-angka yang begitu berderet-deret, membuat siapa saja yang melihat pasti pusing tujuh keliling. Untung saja sang istri, sangat perhatian dan pengertian. Kalau melihat situasi seperti ini, sang istri tidak berani untuk mengganggu. Hanya menyediakan secangkir kopi hitam yang bisa Lina lakukan sebagai seorang istri. Kopi yang dianggap dapat menenangkan pikiran yang sedang kalut.

Di tengah asyik mengerjakan laporan keuangan, handphone di dekat laptop berdering. Rudi tidak menghiraukan handphone yang berbunyi. Lima menit kemudian, handphone berbunyi lagi, membuyarkan konsentrasi. Dilihat panggilan dari Nita teman SMA. “Hallo.” Sapa Rudi. “Iya. Kamu sudah dengar atau belum Heri sahabat kamu sakit, sekarang dirawat di RS, rencana nanti jam 6 teman-teman mau menjenguk.” Jelas Nita. “Aduh, ini lagi menyelesaikan laporan yang harus kelar malam ini, sebetulnya ini tinggal sedikit selesai, bagaimana kalau menjenguk jam 7?” Pinta Rudi. “Ok, nanti ketemu di depan RS. Alhamdulillah jam 6 laporan sudah selesai dan saat itu juga dilaporkan ke kantor pusat. Bergegas Rudi membersihkan diri. Di ruang makan Lina sudah menunggu untuk makan bersama, menu kesukaan suami sudah tersaji di meja makan.

Tepat jam 7 Rudi sudah sampai di RS, teman-temanya juga sudah kumpul. Yang dituju ruang Flamboyan. Diruang perawatan terlihat Heri terbaring lemas karena sakit gula yang diderita. Kadar gulanya 400. Sebagai sahabat Rudi memotivasi untuk tetap semangat dan patuhi pantangan yang disampaikan oleh dokter. Sampai di rumah handphone Rudi berbunyi, ternyata dari Kepala kantor yang mengabarkan tentang laporan yang dibuat tepat waktu dan omzet penjualan tahun ini meningkat tajam, maka kantor pusat memberikan bonus Umroh kepada Rudi sekalian.