Istiqomah

Saya Widyaiswara di PPPPTK PKn dan IPS Malang. Menulis dan mengedit adalah pekerjaan yang saya sukai. Dari hobi bisa jadi sumber penghasilan dan meningkatkan ko...

Selengkapnya
Navigasi Web

AWAS PRANK BERUJUNG MAUT

Belum habis kesedihan kita mendengar musibah meninggalnya anak-anak Pramuka dalam kegiatan susur sungai, para orang tua kembali dibuat sesak napas dan berurai air mata karena meninggalnya dua anak akibat prank di Kulonprogo (22/2). Ya, prank menelan korban lagi.

Prank. Siapa yang tak mengenal kata satu ini. Kata yang akhir-akhir ini cukup marak di jagad maya. Prank adalah perbuatan jahil; dilakukan untuk ngerjain orang dengan tujuan guyon; buat asyik-asyikan saja. Prank dapat dilakukan dengan kata-kata maupun aksi langsung. Beberapa acara TV mengangkat prank dan berhasil jadi acara paling ditunggi. Misalnya, Kena Dech Lu, yang dulu dikawal Panji Pragiwaksono. Penonton dibuat tertawa ngakak saat melihat ekspresi korban prank. Ya, benar. Ekepresi korban prank yang terkejut, takut, marah, menjadi puncak keberhasilan prank.

Hasil prank kini banyak diunggak ke media social, terutama Youtube dan Instagram. Tak hanya ditonton, prank dengan segala pernak-pernik dan kekonyolan ekspresi korbannya telah banyak menginspirasi anak-anak untuk melakukan. Mereka meniru tanpa pernah berpikir bahwa ada bahaya maut di balik prank yang mereka lakukan.

Dalam tulisan ini disajikan beberapa contoh akibat akibat buruk prank.

Kebutaan

Tahun 2017 seorang pemuda kelas XI bernama Yusuf terpaksa harus rela kehilangan penglihatan mata kirinya gara-gara dilempari telur busuk waktu ulang tahun. Telur busuk yang mengenai kornea matanya mampu merusak syaraf mata kirinya hingga tak berfungsi lagi. Teman-temannya menyeplokkan telur busuk pada matanya. Akibatnya, terjadilah iritasi dan berakhir dengan kebutaan.

Patah Tulang Ekor Hingga Lumpuh

Menarik kursi seseorang saat orang hendak duduk merupakan salah satu bentuk prank yang sudah lama dan lazim dilakukan. Pelaku prank akan tertawa gembira saat korbannya jatuh terjengkang. Tapi tahukah Anda bahwa prank jenis ini sangat berbahaya.

Banyak korban prank cara ini yang mengalami patah tulang ekor karenanya. Dampaknya tentu tak sesedrhana yang dibayangkan pelakunya. Hanya jatuh dan kaget. Patah dan retaknya tulang ekor bisa berakibat kelumpuhan bahkan kematian karena syaraf-syaraf di tulang ekor berhubungan dengan syaraf-syaraf penting lainnya.

Ibnu Yahya (41 tahun), warga Brebes Jawa tengah adalah satu di antara banyak orang tua yang harus menerima musibah tersebut. Putrinya yang sduah duduk dibangku SMA mengalami patah tulang ekor hanya gara-gara prank. Korban lainnya, Sinta Auliya (19), saat itu ia masih kelas 7 SMP dan terpaksa tidak bisa berjalan atau berdiri. Kesehariannya hanya berada di tempat tidur bahkan ia mengaku untuk ke kamar mandi saja ia harus mengesot.

Tak hanya menyebabkan kelumpuhan, prank jenis ini juga dapat menyebabkan hilangnya kontrol buang air besar dan air kecil serta gangguan pada fungsi motorik dan sensorik.

Prank lainnya yang juga dapat menyebabkan patah tulang dan kelumpuhan adalah menendang bagian belakang lutut saat seseorang sedang berdiri. Akibatnya, kaki korban akan tiba-tiba tertetkuk, dan si korban akan terjatuh.

Kematian

Ini yang paling mengerikan. Aktivitas yang bermula dari sekadar iseng ternyata dapat membuat korban bahkan pelakunya meninggal dunia.

Prank ulang tahun berujung maut pernah terjadi pada tahun 2016. Korbannya bernama Shandy. Teman-temannya ‘ngerjain’ ia di hari ulang tahunnya. Ia diikat pada tiang lampu basket kemudian disiram air. Naasnya, kabel listrik pada tiang tempat ia diikat terkelupas. Akibatnya ia kejang-kejang tersetrum listrik. Nyawanya tak tertolong.

Peristiwa serupa juga terjadi pada tahun 2019 lalu. Tak tanggung-tanggung. Pelaku dan korban yang sama-sama meninggal dunia berstatus mahasiswa. Bukan lagi anak-anak. Korban pertama bernama Ajrul Amin (18) dan korban kedua Ikbal Firmansyah (18) yang sama-sama berasal dari fakultas Matematika UIN Lampung.

Kejadian bermula pada sekitar pukul 14.00 WIB. Korban dan rekan-rekannya menuju embung (danau kecil) dengan tujuan merayakan ulang tahun Ajrul Amin. Di sana, tiba-tiba Ikbal melemparkan sepatu Ajrul ke tengah embung. Refleks Ajrul mengejar sepatunya. Ia berenang menuju tengah danau. Tiba-tiba di tengah embung Ajrul tenggelam dan tak muncul lagi. Melihat hal itu, Ikbal segera turun berenang untuk menyelamatkan Ajrul. Nass, sesampainya di tengah ternyata Ikbal juga tenggelam dan tak muncul-muncul. Satu jam kemudian tim evakuasi menemukan keduanya sudah dalam keadaan tak bernyawa.

Yang terbaru, dua hari yang lalu, tepatnya Sabtu, 22 Februari, 2020 kemarin di Kulonprogo. Berawal dari candaan untuk merayakan ulang tahun sang korban, Ryan, 16 tahun, ia dan salah satu pelakunya, Tegar, 15 tahun meninggal dunia. Pelaku lainnya, Tegar, 15 tahun, masih dirawat di IGD RSUD Wates.

Hari itu, Ryan bersama kawan-kawannya duduk-duduk di pinggir underpass Kulur. Underpass ini sudah tidak berfungsi sejak awal tahun lantaran tergenang air sedalam tiga hingga empat meter. Tiba-tiba, Tegar mendorong tubuh Riyan ke underpass. Celakanya, Ryan tak bisa berenang. Melihat hal tersebut, tegar terjun untuk menolong Ryan. Melihat kedua temannya kesulitan berenang, Apang pun terjun untuk membantu mereka.

Kawan-kawannya yang panik pun berinisiatif mencarikan ban dari bengkel di pinggir underpass untuk pelampung. Namun, Apang pun tak kuasa menyelamatkan kedua kawannya dan minggir. Ryan dan Tegar ditemukan sudah meninggal dunia, sedangkan Apang masih terbaring kritis di IGD RSUD Wates.

Lindungi Anak dari Bahaya Prank

Sesuai dengan tugas perkembangan anak secara psikologis, mereka suka meniru, suka melakukan kegiatan untuk menunjukkan eksistensi dirinya. Mereka juga menjadi berani melakukan tindakan yang menuntut adrenalin mereka terpacu lebih cepat bila bersama dengan teman-temannya. Tak heran, kurangnya pengetahuan mereka atau kurangnya peduli terhadap bahayanya melakukan sesuatu membuat mereka sering bertindak tanpa berpikir.

Karena itu, seperti halnya, kesadaran akan bahaya penyalahgunaan narkoba dan perundungan (bullying), orang tua dan sekolah wajib menanamkan kesadaran akan bahaya prank pada mereka. Sekolah perlu memasukkan bahaya prank dengan berbagai strategi. Mulai dari memasukkannya sebagai pesan dalam pembelajaran, seminar, kegiatan parenting, atau saat masa pengenalan/ orientasi sekolah bagi peserta didik baru. Membuat aturan yang tegas terhadap pelaku prank dapat dijadikan salah satu ‘senjata’ untuk mencegah tindakan prank di kalangan anak-anak.

Orang tua tak hanya membekali anak-anaknya tentang bahaya prank, menasihati mereka agar tak melakukannya; tetapi juga bersiap menerima ‘pengaduan” dan mendengarkan cerita anak bila mereka mengalami atau melihat tindakan prank. Jangan sampai karena keteledoran orang tua, anak yang menjadi korban prank tidak segera tertolong.

Pemerintah perlu menindak secara tegas para pelaku prank. Tak hanya prank yang menelan korban jiwa dan menciderai fisik korban, tetapi juga prank yang mengganggu ketentraman sosial serta membuat korbannya rugi secara psikhis dan social. Sikap yang tegas dan kerja sama semua pihak harus benar-benar ditegakkan agar tak semakin banyak prank korban berjatuhan akibat prank yang tak bertanggung jawab.

Buat anak-anakku dan pelaku prank lainnya, “Ingatlah, jangan hanya untuk sekadar bercanda, tertawa sesaat, nyawa temanmu jadi taruhannya!”

Daftar Bacaan

https://health.detik.com/true-story/d-4434617/kisah-viral-siswi-yang-cedera-tulang-ekor-karena-bercanda-tarik-kursi Diunduh pada Senin, 24 Februari 2020.

https://blogs.insanmedika.co.id/risiko-kelumpuhan-akibat-terjatuh-saat-hendak-duduk-di-kursi/#.XlN3yCgzY2w Diunduh pada Senin, 24 Februari 2020.

https://indopolitika.com/prank-ulang-tahun-berujung-maut-di-underpass-kulur-2-pelajar-tewas-1-kritis/ Diunduh pada Senin, 24 Februari 2020.

https://hot.grid.id/read/181878052/prank-ulang-tahun-berakhir-tragis-2-mahasiswa-uin-lampung-tewas-di-embung-kampus-korban-tiba-tiba-tenggelam-dan-tak-muncul-lagi?page=all Diunduh pada Senin, 24 Februari 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post