Belajar dari Melati Jepang
Melati jepang nama bunga ini. Entah kenapa disebut demikian. Apakah ia memang spesies bunga yang dulunya berasal dari Jepang atau bagaimana, saya sejatinya kurang tertarik soal namanya. Pun, dalam keseharian saya kurang suka menanam apalagi merawat bunga. Saya hanya sangat suka menikmatinya lalu berlama-lama 'membacanya' sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah.
Soal 'membaca" yang satu ini, saya yakin setiap orang akan membaca dan memberi makna yang berbeda-beda. Tergantung sudut pandang, pengalaman hidup, kepentingan, bahkan suasana hati pembaca tersebut. Apa pun itu, setiap pembacaan yang dilakukan dengan kesungguhan, insyaallah akan mengantarkannya pada sebuah titik.
Sebuah titik yang mungkin saja di antara tiga kemungkinan. Titik pertama adalah stagnan. Ini terjadi bila hasil bacaannya hanya sampai pada, "Oh bunganya mekar." "Oh bunganya layu." Atau komentar lain yang tidak membuat si pembaca ini bergerak, berbuat sesuatu. Ia tidak mendapat apa-apa. Yang kedua, titik kemunduran. Titik kedua ini umumnya diraih oleh mereka yang meyakini bahwa apa yang terjadi pada bunga tersebut karena dirinya. Karena "aku"-nya. Semisal, "Setelah kurawat, bunga ini akhirnya berbunga jua." Atau, "Nah, inilah buah ketekunsnku merawat. Kalau aku tidak rajin, bukan saja tidak berbunga, mungkin saja sudah mati." Merasa diri hebat dan menentukan hidup-mati ciptaan Allah itu luar biasa. Luar biasa takaburnya. Yang ketiga, titik kemajuan. Maju mendekat pada kesadaran seorang hamba akan kuasa Allah SWT. Sekecil apa pun, seremeh apa pun kita memandang, yang terjadi pada ciptaan-Nya adalah bukti kekuasaan dan kebesarannya. Dan ia akan makin yakin bahwa setiap segala sesuatu yang diciptakan Allah selalu ada hikmahnya. Ada ilmu yang harus kita gali.
Kali ini saya ingin berbagi hasil pembacaan saya pada sebatang mawar jepang yang saya ceritakan di atas. Bibit bunga ini saya dapatkan dari sepupu saya. Alhamdulillah, beliau ikhlas berbagi bibit yang sudah siap tanam, bukan sekadar potongan batang mawar Jepang tersebut.
Saat saya menanamnya sedang musim kemarau. Konsekuensinya, kami harus menyiramnya setiap hari. Sayangnya, ART saya sering khilaf. Lupa tak menyiramnya. Hingga suatu hari, saya lihat batangnya yang awalnya sudah setinggi 80 centimeter tampak layu. Kering malah. Saya lihat, tinggal sekitar 5 cm saja yang masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Ada rasa sesal menyeruak dalam hati saya.
"Wah sayang sekali. Padahal kalau bunga ini bisa hidup, selain indah, harum aromanya pasti sedap sekali. Akan tercipta nuansa romantis karena aroma wanginya yang lembut. Lagian, gak enak juga sama si pemberi bibit."
Begitulah akhirnya, saya mengingatkan ART, suami saya, anak-anak, juga saya sendiri untuk memperhatikan si bunga.
Alhamdulillah akhirnya Allah menakdirkan melati jepang itu tumbuh dan berkembang. Termasuk akhir Juni 2020 hingga kini. Kini bunga-bunganya mekar indah. Warnanya merah putih. Bunganya bergerombol.
Satu hal yang kupelajari darinya adalah tentang semangat kebangkitan. Semangat kemenangan. Seperti apa pun kesulitan yang kita hadapi, jangan menyerah. Melati yang nyaris mati itu tumbuh dan berkembang indah. Sangat indah. Meski sebelumnya, ia sudah sekarat. Allah memberinya kesempatan hidu dan ia berhasil meraih kemenangan itu. Hidup, tumbuh, and berkembang.
Kalau sebatang bunga yang secara kasat mata nyaris kehilangan harapan hidup saja akhirnya bisa tumbuh dan menjadi bunga yang disukai banyak orang, mengapa kita kehilangan harapan. Melati Jepang butuh uluran tangan orang lain agar dapat bertahan. Sedang kita, mahluk paling sempurna ini, diciptakan Allah dengan akal, Budi, dan daya.
Bagaimana dengan Anda? Akan tetap memilih depresi dan "ya wes sudahlah"? Sungguh Tuhanmu telah banyak menghadiahkan banyak ilmu di sekitarmu. Pertanyaannya maukah kamu merenungkannya dan belajar darinya?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Matur nuwun
Tentu saja mau, inspiratif sekali Bunda!
Ada tiga pilihan. Stagnan, mundur atau maju."Membaca" yang sangat luar biasa. Terima kasih banyak nasihat bernasnya, Bunda.
Nasehat yang indah. Tinggal pilih poin yang mana. Terima kasih bunda.
Maasyaallah, sebuah motivasi indah dari bunda isti. Terima kasih telah berbagi.
Wow, Kereeen, Bunda Isti. Terima kasih ilmu dan inspirasinya. Tetap semangat. Salam literasi.
Luar biasa.. Terimakasih Bunda nasehatnya
Surat pertama yang disampaikan kepasa Rasul adalah Iqro..yg artinya manusia haris bisa 'membaca, karena alam ini diciptakan untuk dibaca dipelajari oleh manusia...Super sekali Bu...
MasyaAllah, begitu dalam Mbak pembacaannya. Sungguh luar biasa karunia Allah SWT pada kita, bila saja semua mau membaca dan belajar dari segala yang diciptakan-Nya. Barakallah, Mbak Isti. Salam takzim. Stay healthy, stay happier.
Keren bunda...sangat menginspirasi...
MasyaAllah bunda isti. Bagus sekali.
Maju saja Bunda...melangkah dengan pasti... terima kasih sudah berbagi ilmu semoga bermanfaat dan berkah..salam cinta.
Membaca makna tersirat penuh makna...Terimaksih Bu..
Membaca makna tersirat penuh makna, terimaksih Bu...
Tulisan Top, sangat sarat makna. Sehat selalu Bu is.
Terimakasih Buun.. sudah menginspirasi.. Banyak belajar dan siap belajar dari tulisan panjenengan.
Super sekali Bunda Isti terimakasih untuk nasehatnys, barakallah
Jazakumullah khoiron katsir, Bunda.
Makasih infonya Bu.Salam.
Keren, Bu. Membaca disini manifestasi makna IQRA ya, Bu. O ya, itu mawar apa melati jepang, Bu? di atas disebut dua nama :)
Kereen bun
Terimakasih bunda atas nasehat untuk terus "membaca".Super.
Nasihat luar biasa, sangat mengena dengan yg saya alami. Saya pilih maju bunda
Karya yg menginspirasi bunda.
Sangat inspiratif Bu
'Membaca' seperti halnya Jurnal Istifadah yang kutugaskan pada anak didikku. Keren bundaku sayang, tulisannya selalu runut dan renyah dibacanya. Banyak belajar dari Bunda yang satu ini, he.he.
Tentu saja mau bun.. Sy akan maju dan mengembangkanny. Banyak belajar dari petuah serta arahanmu.terimakasih