Beratnya Membimbing Anak Sendiri
Di Balik Proses Kreatif Novel Hidden Treasure
Hari-hari terakhir ini banyak status di media sosial yang seolah bertentangan, meski sejatinya malah menguatkan. Apa itu? Tentang betapa besar peran dan jasa guru dalam mendidik anak-anak di satu sisi dan betapa besar kesulitan orang tua saat harus mendidik anaknya sendiri.
Diakui maupun tidak, sebagian orang tua ternyata telah menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak-anaknya pada sekolah atau pesantren. Ini berarti guru atau ustazlah yang harus mengeksekusinya.
Begitu Covid-19 datang, belajar di rumah (BdR) diterapkan, orang tua banyak yang kelimpungan. Mereka bingung bagaimana harus membantu ansk-anaknya untuk mengerjakan berbagai tugas akademis dari gurunya. Banyak yang mendadak puyeng karena harus menjadi guru segala mata pelajaran, merangkap tatib, dan guru agama.
Sebagian orang tua baru menyadari betapa sulit mendisiplinkan anak untuk "mau" belajar, shalat tepat waktu, bertanggung jawab atas keperluan pribadinya, dan sebagainya. Apalagi untuk mendorong anak memiliki kemauan dan kemampuan yang berkaitan dengan life skill. Duh, alangkah sulitnya!
Pun begitu dengan yang saya alami. Bisa jadi banyak siswa yang berhasil saya bimbing mampu menulis puisi dan cerpen dengan baik, menjadi juara pidato, baca puisi, musikalisasi puisi. Bahkan, pada tahun terakhir saya menjadi guru, dua siswa bimbingan saya berhasil jadi juara 2 dan 3 dalam lomba menulis cerpen yang diadakan Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Insyaallah, sudah ratusan guru yang Alhamdulillah berhasil menulis buku berkat saya panas-panasi.
Namun, untuk dapat membimbing satu saja di antara keempat anak saya, untuk berhasil menulis buku alamaaak, betapa beratnya! Butuh waktu hampir dua tahun buat Fara untuk menyelesaikan novel pertamanya. Tahun lalu, sejatinya novelnya sudah selesai. Malahan, saya sudah memberi nya hadiah: saya ajak jelajah literasi ke Bangkok. Nyatanya? Naskah yang sudah 80 halaman itu tidak boleh diterbitkan.
"Jelek!"
"Ya malu aku Mi kalau naskah kayak gitu diterbitkan!"
Bujukan bahwa setiap penulis hebat pasti mengawali karyanya dengan karya biasa saja tak mempan. Rayuan bahwa buku pertama akan membuat dia semangat menulis lagi, apalagi. Intinya, jurus rayuan maut eh motivasi yang biasanya berhasil saya terapkan pada para guru peserta Sagusabu pun tak mempan. Saya kalah! Saya gagal jadi guru dan trainer yang baik buat putri saya.
Lalu Covid-19 pun datang. Dia harus BdR. Harus menyelesaikan tugas mapel Sastra Indonesia dari gurunya. Kebetulan dia masuk Program Bahasa di MAN 1 Kota Malang. Masa-masa di rumah nyaris lebih banyak dia pakai untuk nonton film, ndengerin musik, sesuatu yang saat hari efektif sekolah jarang dapat ia nikmati. Dia menikmatinya sambil mencari inspirasi.
Alhasil, delapan hari yang lalu tiba-tiba dia mengagetkan saya.
"Mi, novel ku sudah selesai."
Wow! Suprise! Alhamdulillah.
Saya tak mau gegabah langsung mengiyakan karyanya. Sebagai remaja pasti pola pikir dan selera bacaannya beda dengan saya. Agar dapat mendampinginya dengan maksimal, saya pun minta bantuan pada dua editor muda Media Guru yaitu Mbak Intan dan Mbak Qolbi. Keduanya adalah mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang. Saya minta mereka jadi first reader naskah Fara. Setidaknya untuk menilai layak tidaknya naskah itu diterbitkan atau sekadar dicetak buat dinilaikan, plus masukan untuk perbaikannya.
Alhamdulillah. Terima kasih untuk Mbak Intan dan Mbak Qolbi. Keduanya sepakat bahwa masih perlu penajaman pada deskripsi fisik tokoh dan seting tempat. Keduanya pun menyarankan beberapa alternatif judul. Saran pertama diterima. Fara pun merevisi naskahnya sambil berdiskusi dengan saya dan berselancar ke dunia maya. Soal judul, dia lebih memilih judul hasil diskusi dan debat dengan saya, Hidden Treasure. Keminggris ya? Ya sudahlah. Namanya juga anak milenial.
Tara! Naskahnya sudah selesai saya edit. Saya kembalikan lagi ke dia untuk dicek ulang. Ternyata dia masih melakukan sedikit perbaikan. Selanjutnya, naskah yang saya edit itu saya kirim ke Media Guru.Sehari, dua hari, barulah di hari ketiga covernya muncul di grup editor.
Dheg! Hiks. Cover itu jauh dari seleranya. Bahaya ini kalau sampai dia tahu. Bisa ngambek tingkat dewa. Saya pun kemudian mengajukan revisi dengan memberikan gambaran cover yang dia inginkan. Alhamdulillah, dia suka.
Jadilah kemudian cover dan sinopsis novelnya saya share di FB, Instagram, dan beberapa grup WA. Alhamdulillah, banyak respon positif. Beberapa pesanan sudah saya terima. Bahkan dari beberapa orang tua teman sekelasnya.
Akan tetapi, Saudara. Masalah baru muncul saat saya cerita.
"Nduk, sudah ada 21 pesanan bukumu."
"Ha? Kok Umi bagi-bagi sih? Malu, Mi!"
Dan dia pun mengunci pintu kamarnya.
Hiks. Entahlah.
.....
Sebagai info awal, inilah bocoran novelnya. Novel remaja yang tidak bicara cinta. (Alhamdulillah)
HIDDEN TREASURE
Penulis : Faradina Izdhihari Azzahra
Alumni : Kelas Editor LPMP Surabaya
Instansi : (Siswa) MAN 1 Malang
Editor : Istiqomah
“Sirius is the biggest leader with his anchor?”
Lagi-lagi Abi menerima pesan misterius itu dari nomor yang tak dikenalnya.
Abi ingin merahasiakan semua itu dari Osa. Ia mencoba mengabaikan siapa pengirim puluhan amplop berisi uang ribuan dolar Australia selama dua tahun terakhir ini.
Semua berubah saat Osa, sahabatnya, memaksanya untuk mencari kebenaran di balik uang puluhan ribu dolar itu. Apalagi sejak pesan-pesan misterius semakin sering ia terima. Apalagi yang ia takutkan? Hidup sebatang kara yang selama ini ia jalani sudah lebih dari cukup untuk tak mengenal kata takut. Apalagi ini bukan semacam teror penculikan atau pembunuhan?
Adakah Brielle atau Alvaro di balik semua itu?
Bersama Osa, ia berangkat menuju Macquarie Street di Sydney. Di sana ia yakin dapat memecahkan teka-teki itu, termasuk jawaban tentang siapa sesungguhnya dirinya.
Mungkinkah?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeennn FaraJangan ngambek lagi ya..Hahaha....Emaknya bisa kurus nanti....
selamat mbak semoga lebih sukses dibandingkan dengan ibunya
Amiin. Matur nuwun
Luar biasa...selamat mb fara...
Barakallahu fi kum, Bunda. Saluut. Memang sangat berat bunda, namun bunda telah membuktikan, bisa. Salam sukses untuk adinda Fara, novelis masyhur...
Wah bener banget ibu, manas manasin anak lebih susah, tapi alhamdulillah sy berhasil mendorong putri saya tuk ikut kelas menulis Bogor 2, dan bukunya juga dah terbit walupun sangat tipis dan sederhana. Senaaaang dan bahagia sekali. Sy bs mana2sin belajar dari ibu he he he. Saya suka cara ibu menyemangati org. Tapi sayang sekali sy masih belum berhasil menyemangati diri sy tuk punya buku yg diterbitkan. Tolong buuu, tambahkan kompor buat saya.
Ayoooo nulis terus di Gurusiana
Luar biasa ketekunan ortu sangat berpengaruh terhadap buah hatinya. Tidak mudah membimbing anak sendiri. Justru lebih diterima bimbingan kita tuk anak orang lain. Selamat tuk Bunda Isti berhasil bimbing putri sendiri mewarisi ibundanya.
Barakallahu fiikum, Bunda. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ibunya keren, putrinya mesti lebih keren lagi.
Kereeennn Bunda, Selamat Buat Adinda atas terbitnya buka perdananya, semoga menjadi awal kesuksesan berikutnya... Aamiin yra..
Wow, selamat, Bu juga untuk Puteri hebatnya.
Makasih
Hebat. Selamat, Ibu. Selamat juga buat Ananda Fara. Sangat menginspirasi. Semoga bisa meneladani. sukses dan sehat selalu. Barokallah. Amin.
Alhamdulillah
Selamat buat mbak Fars, mbak Fara harus bangga mempunyai motifator yang handal..apalagi ibundanya sendiri. Semoga mbak Fara menjadi penulis yang hebat dan bisa meneruskan cita-cita ibunda tercinta
Selamat buat mbak Fars, mbak Fara harus bangga mempunyai motifator yang handal..apalagi ibundanya sendiri. Semoga mbak Fara menjadi penulis yang hebat dan bisa meneruskan cita-cita ibunda tercinta
Selamat Fara. Jadi generasi hebat. Kalahkan kehebatan Ibunda Istiq, Nak.Selamat gih Bunda Istiq sudah melahirkan generasi literat.
Amiiin mohon doanya
Luar biasa, selamat bunda...selamat buat mbak Fara
Barakallah bun.. salut
Selamat buat Mbak Fara, dan bundanya juga.Btw, saya adalah salah satu orang yang berhasil dipanas-panasi Bunda sampai akhirnya menulis sebuah buku. Trims, Bunda Isti.
Umi pesen ya Bunda novelnya mbak ara.. Diem diem aja ngirimnya
Congratulation Fara. InsyaaAllah you Will be the best like your mom. Aamiin
Tak jauh buah Dari pohonnya. Mantap bu perpaduan emak Dan anak2 bisa menghasilkan karya. Salut
Selamat Bu, bisa sukses memotivasi putri Ibu yang sulit ditaklukkan ( seperti siapa ya..hehe..) Kebayang situasi diskusinya. Saya jadi membayangkan putri saya Bu, sangat tidak mudah saat mendisiplinkan anak sendiri...Sekali lagi salut, ibu bisa menjadi motivator terbitnya novel pertama putri Ibu.Mengintip bocoran ceritanya, sepertinya akan best seller juga ya Bu...Selamat!
Amiin ya Rabbal Alamiin
Keren
Wow keren selamat untuk Nanda Fara
Keren. Kapan ya bisa nyusul ananda Fara
Hebat .putrinya Bun. Semoga mewarisi kehebatan Bundanya. Aamiin
wow, proficiat,..siapa tuh ibunya..ha.ha.. yg suka memanas manasi alias provokator yg sopan dan penuh kasih ..pastilah,ibu Anggun..ha.ha..trimakasih,nivel perdana dgn setting Sydney, membuat penasaran..waah,kita kalah nih,.belum punya karya apa apa..salut untukmu nduk..membanggakan ortu jg lembaga MAN 1 Malang..salam
Mohon doanya.
Hebat. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Begitu pepatah mengatakan. Saya salut dan iri sekali, karena saya tak bisa seperti sang Putri. Barakallah. Aamiin.
Selamat bu. Mudah-mudahan bisa menginspirasi generasi penerus bangsa yang lain.
Uminya hebat, anaknya tak kalah hebat, selamat ya Bu. Semoga menyusul novel keduanya. Aamiin. Salam hormat saya.
Selamat Bunda..selamat mbak Farah, Barokallah, semoga saya bisa punya novelnya
Great! Semoga menjadi novelis mayshur...sukses bu.
Amiin