Janda Tanpa Kembang Part 6
Pukul 20.20, kereta api diberangkatkan. Johan benar-benar menjadi teman perjalanan yang menyenangkan bagi Yulia. Hilang rasa sungkan Yulia.
"Darimana kamu tahu tentang rencana kepulanganku?" tanya Yulia penasaran.
"Indah yang bilang di kampus tadi siang.'
Yulia terdiam sejenak. Pikirannya melayang pada sosok Indah. Gadis dari Madiun itu sungguh teman yang baik. Meski satu tingkat di atasnya, tetapi Indah selalu bersikap ramah pada Yulia. Sebenarnya, memangm Indah selalu ramah pada semua orang Seperti sambel pecel Madiun yang selalu nikmat di lidah setiap orang. Indah juga yang paling telaten mengajaknya aktif di kegiatan senat.
"Biar kelak kita lebih siap terjun ke masyarakat," begitu kata Indah saat meyakinkannya untuk aktif di senat.
Gegara Indah pula akhirnya Yulia punya andil cukup besar dalam pemilihan ketua senat setengah tahun lalu. Kemampuan Yulia merangkai kata-kata benar-benar membantu tim pemenangan Johan dalam pembuatan flyer, brosur, bahkan kampanye lisan.Tak terhitung pula berapa kali Johan berterima kasih dan memuji tulisan Yulia. Ah..., Yulia tiba-tiba tersipu malu.
"Kenapa?" tanya Johan keheranan saat melihat Yulia tiba-tiba menangkupkan kedua tangannya di wajahnya.
Yulia menggeleng. "Ehm ... nggak ada apa-apa. Hanya ... ehm ...dingin."
Tak disangka. Kalimat yang sebenarnya hanyalah upaya menyembunyikan rasa malu itu ditanggapi serius oleh Johan. Cowok yang duduk di sampingnya itu dengan gentle membuka jaketnya.
"Pakai ini," kata Johan sambil mengulurkan jaketnya pada Yulia.
Mendadak bermekaran ribuan mawar di dada Yulia. Jantungnya berdetak lebih kencang. Telapak tangannya terasa sangat dingin. Apalagi saat tangan kekar Johan merengkuh kepala Yulia. Kini, Yulia tak lagi harus bersandar pada sandaran kursi, tetapi pada lengan Johan.
Yulia memejamkan matanya. Ia mencoba menyembunyikan kegelisahan hatinya. Ia tak ingin Johan tahu betapa pikirannya berlompatan tak karuan. Ingat bapaknya yang lagi sakit membuatnya ingin menangis. Merasakan kehangatan yang diberikan Johan membuat hatinya bahagia.
Johan bukan tak tahu perasaan Yulia . Pengalamannya menaklukkan hati beberapa cewek cukup memberinya pengalaman. Ia tahu Yulia sudah mulai terjerat. Seperti seekor ikan yang tersesat di jaring nelayan yang sengaja ditebar, begitulah kini keadaan Yulia. Belum waktunya mengangkat jala. Johan hanya perlu waktu. Membiarkan Yulia nyaman dalam jaring, tidak menyadari dirinya terperangkap. Setelah benar-benar mabuk dan terlena, Johan akan melangkah ke tahap selanjutnya.
"Huam." Yulia berpura-pura menguap.
"Tidurlah. Biar besok kamu tak terlalu capek,"kata Johan.
Arloji di tangan Yulia sudah menunjukkan lewat pukul 22.00. Kereta berjalan cepat. Menerobos gelapnya malam. Para penumpang banyak yang sudah terlelap. Masing-masing tenggelam dalam mimpinya.
Yulia ingin laju kereta tak secepat itu. Ia ingin lebih lama berada dekat-dekat dengan Johan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Top, kereeen ..
Membuat penasaran dengan kelanjutan ceritanya
Alhamdulillah Bunda terima kasih tulisannya jadi penasaran
Dithnggu lanjutannya bun
Ditunggu kisah yulia nya buk isti
Semoga perjalanannya indah selalu...ditunggu happy end nya... mantap dan keren sekali..
Terbawa naik kereta.... dekat julia
Teraa terbawa kereta ... dekat ...
Lanjut bun. Penasaran
ikuti terus
Jadi ingat masa muda bun...
Emh...
Penasaran dengan sikap Johan. Apakah menjadikan Yulia mangsa berikutnya atau dia yang terkapar dengan cintanya pada Yulia
Jadi tambah penasaran. .jadi .kebawa perasaan Yulia nih..
Perjalanan Yulia indahnya... wkwkwk