Kelas Menulis Novel, Mengantar ke Gerbang Harapan
Jenuh. Begitulah yang saya rasakan setelah menggawangi kelas Mengubah KTI Menjadi Buku Ilmiah Populer bersama Mbak Pipit Puji Astutik. Mencermati ratusan naskah yang masuk, menganalisis puluhan di antaranya sebagai contoh, serta tak terhitung melayani konsultasi para penulis, membuat otak saya setengah heng. Eh apa ya yang tepat istilahnya?
Dampaknya agak dahsyat juga. Saya jadi malas mengedit atau membaca. Otak saya seolah-olah kelelahan. Karena itu, saya mencoba mengusulkan pembukaan kelas menulis novel sambil break sementara dari kelas Mengubah KTI Jadi Buku.
Sejatinya, bukan sekadar refreshing. Namun, ada misi besar, impian besar yang sedang saya bangun. Itu pun saya sampaikan pada CEO Media Guru Indonesia, Pak Mohammad Ihsan.
Mimpi saya sama dengan jargon MediaGuru yang selalu diusung MediaGuru di akhir pelatihan.
"Sukses itu berhasil membantu orang lain meraih kesuksesan."
Sebuah kalimat indah yang menguatkan kami para trainer dan editor MediaGuru Indonesia. Adalah kebahagiaan tak terkira ketika kami mendengar berita keberhasilan teman-teman guru penulis karena keberkahan bukunya. Dari kabar tentang keberhasilan penulis meraup puluhan bahkan ratusan juta rupiah dari penjualan bukunya, mendapat penghargaan dari atasan, bahkan dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi gara-gara bukunya.
Saya kira kita sepakat bahwa banyak guru penulis Indonesia yang mendapat berkah luar biasa karena menulis buku. Banyak yang diam-diam telah menjadikan menulis buku sebagai salah satu sumber penghasilan. Tak heran, bila banyak guru penulis yang terus-menerus menghasilkan karya.
Meski demikian, masih banyak juga guru penulis yang belum menemukan gerbang sukses untuk karya-karya mereka yang luar biasa. Padahal, beberapa kali saya menemukan novel bagus karya peserta pelatihan di Media Guru Indonesia. Saya katakan bagus karena secara ide, gaya penulisan, bobot cerita, orisinalitas karya tak kalah dari novel-novel sejenisnya terbitan penerbit mayor yang nangkring di toko buku.
Soal masuk ke toko buku, asal penulis bersedia merogoh kocek lebih dalam untuk mencetak dalam jumlah besar dan rela berbagi keuntungan, gampang kok masuk toko. Namun, saya pribadi sementara ini lebih memilih menjual langsung secara online via FB, blog, Instagram, dan grup WhatsApp. Rasanya, masih 'eman' untuk berbagi keuntungan saat buku masih sedang hangat-hangatnya diburu para pembeli.
Namun, bagi teman-teman yang 'ingin mencari nama', 'membangun brand', silakan mencoba jalur konsinyasi di toko-toko buku.
Balik lagi ke novel-novel keren karya para penulis di Media Guru Indonesia. Sebut saja Senja Kala di Bukit Kendeng karya Edi Sutopo, Menyemai Cinta Corona karya Lisata, Sesal karya Lili Arliza, Air Mata Kenanga karya Endang Dwi Haryanti, Suamiku Bukan Suamiku karya Nikmatul Khoiroh. Atau dua novel keren karya novelis muda nan cantik, Lala Suhaila yaitu Ice Cream Love dan Selendang Sutra Bidadari.
Dua novel terakhir ini keren banget. Dilihat dari jumlah halamannya, bisa dikatakan sebagai naskah paling tebal yang pernah saya edit di MediaGuru. Keduanya mempunyai ketebalan naskah asli A-4 nya hampir 500 halaman, spasi 1.5! Wow! Novel pertama, Ice Cream Love cocok buat anak-anak SMP, SMA, dan mahasiswa. Yang kedua, SMA ke atas. Mengedit naskah pertama, karena saya sudah jelita, rasanya biasa saja. Novel kedua, Selendang Sutra Bidadari membuat saya benar-benar terketuk.
Lintasan-lintasan keprihatinan saat saya mengedit naskah bagus kemudian mengikuti 'perkembangan takdir' buku tersebut pada penulisnya, kembali membuat saya merasa terpanggil untuk membukakan gerbang. Belum semua buku-buku keren di MediaGuru menemukan takdir luar biasa (baca lari dan jadi best seller). Bila untuk para Gurusianer setiap bulan diadakan lomba, dibukukan karyanya, dan beberapa pemenang diberi kesempatan menjadi narasumber di webinar Media Guru, mengapa untuk para novelis keren tidak ada apresiasi khusus.
Karena itulah saya mengusulkan kelas menulis novel pada Pak Ihsan. Saya sampaikan draft kegiatan serta usulan untuk menghadirkan dua novelis yang karyanya bagus. Bukan sekadar untuk berbagi proses kreatif, tetapi juga memberi ruang bagi mereka untuk memperkenalkan karyanya pada masyarakat luas.
Meski belum sehebat Andrea Hirata, Dee, atau penulis hebat lainnya, insyaallah novel-novel saya masih membuat saya mendapatkan tambahan penghasilan yang tak sedikit. Masih menyentuh enam digit. Bagi saya, menjadi trainer menulis itu seperti pelatih bola. Ia memang tak sehebat pemain bola yang mampu melesakkan bola ke gawang lawan dan meraih kemenangan. Namun, ia punya strategi untuk meraih kemenangan. Punya mata yang jeli untuk menemukan kelemahan anak didiknya, punya ketegasan dalam membimbing, dan mengarahkan. Bisa juga seperti Mbak Bertha, pelatih vokal banyak artis terkenal, termasuk KD. Barangkali, bila ia membuat album rekaman, tak bakal selaris KD.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Saya merasa tidak mampu.. menulis fiksi..apa rasa ini terlalu berlebihan?
Berlebihan karena belum dicoba
Terima kasih, Bunda. Alhamdulillah, Menyemai Cinta Corona masuk nominasi. Sungguh amat banyak curahan ide dan ilmu yang telah Bunda bagikan.
Ingin mencoba, bunda.
Alhamdulillah, bisa ikut kelas novel angkatan 1, yang bunda bimbing, banyak sekali ilmu yg saya dapatkan, terima kasih banyak Bunda Isty
Mau ikuut.
Ya Alloh terimakasih banyak bunda Apresianya jadi terharu saya
Bagus Bu. Sayangnya barengan lagi dengan pelatihan cerpen
Sudah daftar juga tapi belum bayar, lupa kapan terakhir bayar Bu?
Saya sudah daftar tapi belum bayar bu Is. :-)
Mantap Mommi...Selalu TOP.
Kerennnn
Masih mencoba ikuti jejak bunda menulis novel mini dengan judul 'serabut cinta di hati Asyfa' sayang masih macet bunda setelah emak tercinta meninggalkan kami. Masih part 15 hehe.
Keren ide menulis dan lombanya bu isti..semoga ini jadi kenyataan sehingga novelis bisa tampil umtuk memberikan inspirasi merekaq
Lha kan sudah jelas atuuuh. Buktinya di kelas menulis novel angkatan 1 akan ada dua bintang tamu.
Keren bunda. Pengen mencoba, walau terkadang hapus lagi karen merasa gagal merangkai kata dalam diksi yang indah
Terpancing, dan ini yang saya tunggu. Saya sudah daftar di urutan 1. Semoga saya bisa.
Makasih bu Isti motivasinya...saya jd pingin ikutan
Makasih bu Isti motivasinya...saya jd pingin ikutan
Jadi mau cepet2 belajar.
Mantap Bunda...semoga sukses..
Luar biasa bunda..decak kagum..keren
Sudah mendaftar, semoga bisa mengikuti sampai tuntas...dan dapat mengembangkan ilmu yang nanti akan didapat.
Keren
Senangnya bisa nulis novel
Aamiin. Semoga berhasil bu da mengantar anak didik melalui kelas.novel
Ingin ikut di kelas berikutnya Bunda, sementara ikut kelas cerpen dulu. Membayangkan novel setebal itu, khawatir belum mampu. InsyaAllah suatu saat nanti saya ikut.
Semangaaaaaaaaaat.
Mantap, Bunda.....jadi iri deh dengan kesuksesan orang 2 hebat
Keren... Rugi kalau senang nulis gak ikut kelas novel... Materinya bergizi semua
Mantap bunda Isti, sukses kelas menulis novelnya nanti ya bun...saya termasuk yg terseok seok di kelas KTI jadi Buku..hehe...
Bagus dan keren semoga sehat selalu ya bu..
Mantap bunda....pingin ikuuuuut
Semangat Bunda ... InshaAllah berkah, aamiin.
Amiin
jos banget bundaku..jane ya pengin ikuuut..smg dimudahkan segala urusan
jos tenan...pengin ikuut
mantap pisan bundaku..pengin ikut jane
Mantap Bun saya sudah daftar
Keeeeen menewen idenya bunda, terimakasih sudah diberikan kesempatan, akan sy pergunakan semaksimal mungkin. Semoga Allah memberi jalan indah untuk novel saya dan semoga menjadi amal ibada bu Istiqomah Al Maky, pak Ihsan dan seluruh kru Mediaguu, aamiin .....
Mantap bun