Pahit atau Nyaman, Itu Pilihan!

Begitulah, Bung. Saat peringatan kemerdekaan esok menjelang, saya terpenjara. Seorang sohib kental, ibu muslimat yang baik hati @niniktw.ntw menyodorkan sekantong plastik besar daun pepaya muda.

"Bisa ditumis atau dibuntil." Begitu pesannya masuk di-WA. .

Beberapa hari saya hanya sanggup memandanginya dengan nelangsa. Saya nyaris kehilangan akal. Seolah menghadapi ujian kelulusan.

Saya pun belajar. Buka Mbah Google. Nyimak YouTube. Tonya-tanya pada teman. Tujuan saya cuma satu. Cari sontekan, 'cara menghilangkan rasa pahit dan pepaya'.

Direbus pakai tanah liat. Itu bocoran yang paling banyak masuk. Waduuuh di mana bisa dapat tanah liat hari gini? Di pasar ada gak ya? Ternyata tak ada yang bisa jawab.

"Ambil aja tanah di halaman belakang atau belakang." Itu usul seorang teman. Waaah. Halaman depan itu penuh dengan bekas bongkaran, kata suami. Tanah liat dari halaman belakang? Aduuuh, gak tega rasanya membayangkan ambil tanah di situ buat masakan. Terus terang (wakaka kaya lampu), di belakang ada kandang ayam. Lengkap dengan isinya. Meski cuma tiga ayam beserta ekornya.

Untuk membersihkan kandang, air tumpahannya selalu mengenai hampir seluruh permukaan tanah lalu meresap ke dalam. Mungkin itu juga yang menyebabkan jambu Jamaica, belimbing, dan sirsakku selalu berbuah lebat. Tentu saja masih ada nangka yang kemarin panen 2 buah, sebatang pohon pepaya, dan lainnya.

Singkatnya, saya gagal mendapatkan tanah lempung alias tanah liat.

Saya pun hunting lagi. Baca dan nonton video. Kalau sudah gini, dunia benar-benar di ujung jari. Tinggal kemauan diri. Mau membaca dan mempelajarinya, atau cuma main game dan nonton drakor? Wkwkwk..

Dan akhirnya, hari ini saya nekad. Saya putuskan pakai jurus ini.

1. Rebus air hingga mendidih.

2. Masukkan daun pepaya yang sudah dicuci bersih dalam air yang mendidih. Pastikan semua daun terendam dalam air.

3. Tutup pancinya.

4. Setelah daun pepaya agak lunak, masukkan satu sendok baking powder. Tambahkan 2 sendok makan gula pasar.

5. Rebus sampai daun pepaya benar-benar lunak.

6. Angkat dan tiriskan.

7. Rendam daun pepaya dalam air kurang lebih 15 menit.

8. Buang air rendamannya lalu peras hingga tak tersisa airnya.

9. Daun pepaya yang tak pahit siap diolah.

Barulah setelah itu, saya mengolahnya jadi oseng-oseng daun pepaya. Kalau orang lain pakai teri, saya pakai cumi asin. Bukan apa-apa sih. Kebetulan punyanya cuma itu. Gak punya teri.

Adapun bumbu oseng Daun pepaya cumi asin adalah (1) Daun pepaya yang sudah dimasak lunak dan matang. (2) 200 gram cumi kering asin. Bersihkan. Rendam dalam air panas. (3) 3 siung bawang putih, (4) 5 siung bawang merah, (5) kurang lebih 3 cm lengkuas, memarkan. (6) 3 buah cabe merah, (7) satu potong serai potong jadi 2, memarkan, (8) tiga lembar daun jeruk, (9) kecap manis 1 sendok makan, (10) garam secukupnya, dan (11) penyedap rasa kalau suka. Oh iya, untuk menumis, butuh kurleb 2 sendok makan minyak goreng.

Cara buat.

1. Haluskan bawang merah dan bawang putih. Lalu tumis sampai harum. Masukkan lengkuas, serai, daun salam sampai harum.

2. Masukkan daun pepaya dan cumi-cumi.

3. Masak dengan api kecil. Bolak balik agar bumbu tercampur rata dan tidak gosong.

4. Tambahkan garam, penyedap rasa, dan kecap.

5. Tes rasa. Bila sudah pas rasanya, matikan api.

6. Oseng daun pepaya cumi asin, siap dinikmati bersama keluarga.

Alhamdulillah, ujian kesabaran itu berbuah guruh. Tidak sepahit daun pepaya.