Istiqomah

Saya Widyaiswara di PPPPTK PKn dan IPS Malang. Menulis dan mengedit adalah pekerjaan yang saya sukai. Dari hobi bisa jadi sumber penghasilan dan meningkatkan ko...

Selengkapnya
Navigasi Web
Proofreading, Tahapan yang Sering Diabaikan Penulis Pemula
Memprofreading dummy

Proofreading, Tahapan yang Sering Diabaikan Penulis Pemula

Alhamdulillah, pagi ini saya telah selesai melakukan proofreading terhadap naskah novel saya Seribu Musim Merinduimu, yang telah diedit oleh Mbak Rifqi, editor Media Guru. Meskipun saya editor di Media Guru, SOP yang harus ditaati semua penulis tetap saya lakukan yaitu naskah saya harus diedit oleh editor lain dan saya harus juga melakukan proofreading. Jadi, tidak ada perlakuan istimewa. Saya juga harus melalui tahapan yang sama-sama dilakukan penulis.

Pada tulisan kali ini saya akan mengajak teman-teman membincangkan tentang proofreading. Banyak teman penulis Media Guru yang masih kebingungan tentang apa yang harus dilakukan setelah menerima lay out hasil editan.

Apa Itu Proofreading?

“Bu, saya sudah dapat lay out PdF dari Media Guru. Apa yang harus saya lakukan berikutnya?”

Pertanyaan ini nyaris setiap hari masuk ke WA kami, para editor Media Guru. Padahal saat pelatihan insyaallah pasti sudah dijelaskan. Bahkan, dalam PPT dan di grup-grup kelas pelatihan juga bolak-balik di-share. Namun begitulah, kami menyadari teman-teman memang masih benar-benar baru. Baru akan jadi penulis beneran. Ibarat orang mau melahirkan, saat naskah sudah diedit itu, kita sudah pembukaan 1 atau 2.

Saat penulis sudah menerima hasil editan, tahapan yang harus dilakukan berikutnya adalah proofreading. Apa itu proofreading? Dilihat dari asal katanya jelas berasal dari kata proof “bukti’ dan reading “membaca”.

Proofreading secara bebas dapat dimaknai sebagai bukti bahwa penulis (atau kalau di penerbitan mayor dilakukan oleh proofreader) telah membaca hasil editan. Saat mem-profreading naskah, penulis maupun proofreader bertanggung jawab untuk memastikan bahwa naskah hasil editan sudah benar-benar fix, tidak lagi ada kesalahan baik penulisan maupun secara konten.

Proofreading dilakukan untuk memastikan bahwa naskah kita benar-benar telah siap cetak. Tidak ada lagi revisi setelah itu.

Sepertinya mudah ya? Bukankah naskah kita sudah diedit oleh editor? Memang benar naskah kita sudah diedit oleh editor. Namun, masih sangat manusiawi bila masih ada kesalahan ketik bahkan mungkin konten.

Seagai contoh, saat mem-proofreading novel saya Seribu Murim Merinduimu, saya tak hanya menemukan beberapa typo. Ternyata, saat membaca ulang novel ini, ada beberapa perbedaan nama untuk tokohnya. Bahkan juga perubahan usia tokohnya yang tidak sinkron dengan bagian-bagian akhirnya. Ini tentu bukan salah editor karena bisa jadi dia tidak sepenuhnya paham isi buku kita. Kita, penulislah yang benar-benar paham isi buku kita. Jadi, ketika ada sedikit saja ketidaksinkronan, kita pasti nyadar. Harusnya.

Karena itulah, seorang penulis di penerbitan indie bertanggung jawab untuk melakukan proofreading sendiri. Ia harus benar-benar memastikan tidak ada lagi kesalahan pengetikan maupun konten. Jatahnya di Media Guru hanya SATU kali. Tidak berulang-ulang.

Bagaimana Caranya?

Di Media Guru setelah naskah selesai diedit dan dilay out, hasil nya akan dikirimi pada penulisnya dalam bentuk PDF. File PDF inilah yang harus dibaca dan dicermati oleh penulis.

Secara keilmuan inilah hal-hal yang harus dilakukan seorang proofreader atau penulis saat melakukan proofreading. Unsur yang harus diperiksa adalah kelengkapan naskah yang meliputi: judul dan subjudul, penulis dan editor, kata pengantar, daftar isi, dan profil penulis. Sebagian teman guru penulis pemula sering terlupa melengkapi naskahnya dengan profil penulis. Seperti juga editor, saat penulis atau proofreader memproofreading naskahnya, ia juga harus mencermati penulisan naskah buku secara utuh dari halaman judul hingga blurb (sinopsis yang ditulis di cover belakang).

Ada beberapa teman yang bertanya, mengapa Media Guru tidak mengirimkan hasil editan dalam bentuk word? Pernah cara ini dilakukan di awal-wala Media Guru berdiri.

Apa lacur? Ternyata penulis tidak hanya membenahi ‘kesalahan’ yang ditemukan. Beberapa di antaranya ada yang menambah jumlah halamannya. Misalnya, yang pernah saya alami. Tulisan yang sudah saya edit itu tebalnya 65 halaman. Setelah diproofreading penulisnya dan dikembalikan ke Tim Mediaguru ternyata menjadi 135 halaman. Sedih! Gemas!

Tak bisa saya menceritakan betapa galaunya saya. Naskah itu termasuk kategori bodrex 3. Lumayan berat saya mengeditnya. Namun karena isinya bagus dan telah menjadi tanggung jawab saya sebagai editor MG, saya tetap harus mengeditnya. Melakukan proofreading dengan menambahi naskah menjadi dua kali lipat jumlah halamannya, tanpa memberi tanda mana bagian tambahan dan mana yang sudah saya edit, jelas pembunuhan karakter. Lha piye jal, saya jadi ngamuk-ngamuk di depan laptop. Saya harus MENGULANG pengeditan dari awal. Kalau tidak, naskah itu akan gak jelas bentuknya. Ada yang kalimatnya sudah tertata rapi, ada yang masih berantakan.

Tak hanya itu, beberapa, agak banyak sih, terkadang ‘tidak terima’ dengan hasil editan para editor MG. Memang sih kadang karena beratnya naskah asli penulis, hasil editan para editor tidak dapat maksimal. Editor banyak disibukkan dengan membenahi salah ketik dan salah tanda baca. Tulisan-tulisan dengan tingkat bodrex yang sangat tinggi ini memang benar-benar ujian kesabaran bagi para editor. Secara pribadi, saya sungguh salut pada kesabaran dan ketabahan para editor.

Nah, sebagian di antara penulis-penulis pemula yang tidak terima hasil editan ini. Saat dikirimi file hasil editan lay out berbentuk word mengubah banyak kata yang sudah dibenahi ke bentuk aslinya. Ada dua kemungkinan, mereka tidak tahu atau sok tahu. Misalnya, banyak penulis menggunakan kata mempengaruhi. Oleh editor kata itu sudah diganti menjadi ‘memengaruhi’, eh dibalikin lagi ke ‘mempengaruhi’. Masih banyak kata lainnya yang seperti ini misalnya ‘analisa’ yang seharusnya ‘analisis’, ‘diagnosa’ yang seharusnya ‘diagnosis’, dan ‘sekedar’ yang seharusnya ‘sekadar’.

Kebayang kan bagaimana sumpeg-nya editor? Kerja kerasnya seolah menjadi sia-sia.

Nah, sekarang dengan aturan baru, penulis menerima hasil editan yang diproofreading dalam bentuk PDF. Penulis menjadi tidak dapat mengubah langsung kesalahan yang ia temukan. Ia harus menuliskan BUKTI bahwa ia sudah membaca dan mencermati naskahnya sebelum akhirnya menjadi naskah siap cetak.

Bukti tersebut ditulskan dalam bentuk tabel. Isi tabel proofreading setidaknya mencakup nomor halaman dan paragraf letak kesalahan, kesalahannya apa, dan revisi untuk kesalahan tersebut. Penulis kemudian mengirimkan hasil proofreadingnya itu ke tim revisi. Berdasarkan hasil proofreading itu tim revisi akan mengubah file lay out.

Nah, naskah pun siap cetak.

Namun ternyata, tim revisi menemukan bahwa hasil proofreading yang dilakukan penulis belum maksimal. Menyalahkan yang sudah dibenahi sehingga balik lagi salah masih menjadi masalah. Karena itu, sejak awal tahun ini, Januari 2020, Media Guru memutuskan bahwa tabel hasil proofreading dikirim penulis pada editor. Editor memeriksa apakah benar catatan revisi yang diajukan penulis sudah benar? Bila sudah di-ACC atau diperbaiki (bila masih ada yang salah), editor akan mengirimkan tabel revisi tersebut ke tim revisi.

Penutup

Dan.... setelah itu naskah Anda akan jadi lay out final. Siap untuk dicetak. Tapi awas, jangan tergesa-gesa. Tunggu ISBN-nya keluar.

Bila ISBN sudah keluar, penulis akan dikirimi file naskah akhir yang sudah ber-ISBN.

Seperti juga editor, di dunia kepenulisan, selain editor yang bernaung dalam sebuah penerbitan ada juga jasa proofreading. Ada proofreader yang siap mencermati naskah Anda. Tentu dengan honor. Bisa dinegosiasikan. Anda membutuhkannya? Boleh kontak saya, nanti saya hubungkan dengan proofreader kenalan saya.

Memproofreading sendiri atau menggunakan jasa orang lain adalah hal SANGAT PENTING. Jangan remehkan apalagi yakin 100% dengan hasil editan editor. Anda harus tetap melakukan proofreading. Tidak bisa tidak.

Ingat, buku kita adalah kunci banyak berkah yang disediakan Allah. Bahkan ia dapat juga menjadi mesin uang bagi Anda. Jadi, pastikan bahwa tulisan Anda benar-benar tak mengandung kesalahan dan siap untuk dicetak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih ilmunya

31 Jan
Balas

Terima kasih ilmunya

31 Jan
Balas

Luar biasa. Makasi Bunda telah memberikan pencerahan bagi kami para pemula.

31 Jan
Balas

Subhanallah... tugas yang berat tapi sungguh mulia. Barokallah bunda.

31 Jan
Balas

Mantaab Bun..jafi bertambah ilmunya. Meski sudah super hati2 serasa sudah tidak ada kesalahan...eeh ternyata masih ada. Profreading memang tidak boleh buruburu ya, Bun...He he..he..maturnuwun ilmunya Bunda Isti...

31 Jan
Balas

Tuuuuh kuncinyaEditor pun ngeditkan dg hati2

31 Jan

Mantaab Bun..jafi bertambah ilmunya. Meski sudah super hati2 serasa sudah tidak ada kesalahan...eeh ternyata masih ada. Profreading memang tidak boleh buruburu ya, Bun...He he..he..maturnuwun ilmunya Bunda Isti...

31 Jan
Balas

Over pede naskah sudah rapi jadi malas ngeproof. Itu saya Bun kalau lagi oleng.

31 Jan
Balas

hahaha Gak boleh gitu! Proofreading WAJIB dilakukan

31 Jan

Mantap terimakasih Bunda..

31 Jan
Balas

Jadi teringat dengan Buku Mewujudkan Pembelajaran IPS yang Seru dan Menyenangkan, terima kasih bu Editor yang telah mengedit 2 Buku saya, dan luar biasa, Barokallah

31 Jan
Balas

Jadi teringat dengan Buku Mewujudkan Pembelajaran IPS yang Seru dan Menyenangkan, terima kasih bu Editor yang telah mengedit 2 Buku saya, dan luar biasa, Barokallah

31 Jan
Balas

Mantap banget...bunda Isti.Trima kasih

31 Jan
Balas

Maturnuwun... Bu

31 Jan
Balas

Alkhmdulillah dapat ilmu dari jenengan Bun..mugi berkah

31 Jan
Balas

Subhanallah.. Berat ya Bun.. Terima kasih ilmunya Bunda

31 Jan
Balas

Thanks, sangat bermamfaat.

01 Feb
Balas

Terima kasih ilmunya, Bu

31 Jan
Balas

Umi mah ngak gitu bu umi bava baik baik tipa kata dan perhatikan sebab editornya galak.hehe

31 Jan
Balas

HahahahahaAwas yaaaaaaaaaaaaa

31 Jan

Terimaksih bunda..Sehat selalu

31 Jan
Balas

Baru tahu,.... Jadi begitu alurnya ya. Tidak mudah ternyata... Makasih bu...

31 Jan
Balas

Semakin tertantang menjadi editor, pekerjaan yang sulit,tapi yakin ilmuny akan menjadi Luar biasa.Ilmu yang berguna buat kami para penulis pemula.

31 Jan
Balas

Maturnuwun BunAku jadi tahu

31 Jan
Balas

Terimakasih pencerahannya Bunda Isti. Semoga ke depan tulisan saya bisa lebih baik, sehingga tidak terlalu merepotkan editor.

31 Jan
Balas

Proofreding. Saya siap. Tapi naskah masih proses edit. Sambil nunggu dibuka kembali naskah itu. Ya ampun, saya sendiri bingung membacanya. Apalagi editor. Harus minum bodrex supaya ndak puyeng. Maaf ya editor. Semua gara2 saya. Makasih ya editor. Smg jadi ladang amal bagi anda.

31 Jan
Balas

Alhamdulillah bisa memahami kesulitan beditor

31 Jan

Terima kasih Bunda Isti atas ilmunya

31 Jan
Balas

Terima kasih Bunda Isti atas ilmunya

31 Jan
Balas

Terima kasih Bu ,selalu dengan tulisan yang keren

31 Jan
Balas

saya baru tau istilah proofreading ini dan tujuannya, terima kasih bunda, semoga sehat selalu dan sukses novelnya seribu musim merinduimu, saya pesan ya bun

31 Jan
Balas

Terima kasih bu atas ilmunya.

31 Jan
Balas

Ilmu baru bagi penulis pemula. Barakallah ibu, beratnya tugas editor. Terima kasih ilmunya

31 Jan
Balas

Tetimakasih bu...udah mengingatkan para newbie...

31 Jan
Balas

Tetimakasih bu...udah mengingatkan para newbie...

31 Jan
Balas

Mksih pencerahannya Bunda Isti

31 Jan
Balas

Tadinya ga ngerti baca judulnya. Apaan sih proofreading? Setelah dibaca semuanya, oooh ternyata itu toh. Belum pernah proofreading karena memang baru nulis 1 buku, itu pun baru tahap muncul lay out. Insya Allah, siap tuk proofreading!

31 Jan
Balas

Tuh kaaan.HeheheAlhamdulillah tulisan saya ada apaapanya

31 Jan

Same with me bu... Sy jg br nulis 1 buku, br dkrm layout nya... Bingung jg dgn si 'proofreading'... Ternyata.... Syukron katsiiran bunda Isti....

31 Jan

Alhamdulillah,.jadi paham betapa beratnya jadi editor sebelum buku diterbitkan..pasti menyita waktu,tenaga dan pikiran,..hati hati,keluarga juga minta perhatian lho..juga masih harus melihat pesan di messenger yang terabaikan...dan itu memengaruhi mood anda juga..Trimakasih ilmunya,.beruntung saya berteman dengan orang hebat seperti anda..salam literasi..

31 Jan
Balas

Terima kasih Bunda Isti...Informasi yg jelas sekali...Sama spt sya bunda Isti...bingung....jadi tanya sana tanya sini

31 Jan
Balas

Rumit benar

31 Jan
Balas

Terima kasih, Bu. Sangat menambah wawasan bagi saya penulis pemula.

31 Jan
Balas

Terima kasih bunda istiqomah, ilmu yang bermanfaat.

31 Jan
Balas

Ilmu yang sangat nermanfaat..

31 Jan
Balas

Terima kasih bunda Isti, ilmunya sangat bermanfaat. Apalagi ini mau ikut kelas editor jadi benarbenar banyak baca ilmuilmu readingnya dan berlatih secara continue . Tulisan saya masih juga jauh dari benar, kadang masih lompat sanalompat sini belum runtut banget . Bermanfaat aekali ilmunya. Terima kasih bunda Isti

31 Jan
Balas

Super seksli,trimkasih ilmunya..

31 Jan
Balas

Wow banget bu isti penjelasannyaTerima kasih, jadi nambah ilmu tng istilah di dunia tulis menulis

31 Jan
Balas

Insyaallah Ibu. Semoga

31 Jan

ManTuL...Info yang sangat bermanfaat bu Hj.Isti..Syukron atas pencerahannya

31 Jan
Balas

Wow informasi yang sangat luar biasa. Terima kasih Bunda.

31 Jan
Balas

Mksi ilmunya bundaku

31 Jan
Balas

Terima kasih, Bunda. Bertambah ilmu saya sekarang.

31 Jan
Balas

Semoga jurus maboknya g terus menerus ya. Jadi ada hati hatinya juga

31 Jan
Balas



search

New Post