Usai masak pagi ini, saya berjemur sambil mandori (hehehe) suami yang sedang menyiapkan tempat peliharaan lele. Ini kaleng ketiga yang ia gunakan untuk memelihara lele dan di bagian atasnya untuk hidroponik bayam, kangkung, dan sawi.

Sejatinya, inilah cara kami 'nguri-nguri', mengenang almarhum Bapak dan almarhumah Ibu. Ya, saya tidak akan mungkin lupa apalagi menghapus sejarah hidup saya yang dibesarkan dengan ikan, terutama lele dan gurami.

Dahulu alm. Bapak selain beternak lele dan gurami juga berdagang kedua jenis ikan tawar ini. Dapat dikatakan dari usaha inilah alm. Bapak paling banyak mendapat kan biaya untuk menyekolahkan anak-anaknya. 

Bahkan hingga saya menikah dan punya dua anak pun alm. Bapak masih bergelut dengan usahanya ini. Serunya, suami saya sangat suka membantu Bapak kala itu. Jadi, kalau mau mudik ke kampung, satu hal yang tak boleh terlupa adalah celana pendek. Ia akan dengan suka cita ikut Bapak nyebur ke kolam. Tentu bukan untuk berenang, tetapi untuk memanen lele atau gurami. Masa itu, banyak orang beternak lele dan gurami di kolam tanah, semacam empang. Jadi tidak dalam kolam semen apalagi dalam bak atau kaleng plastik seperti yang sekarang saya lakukan. 

Nah bicara soal kedua ikan tersebut pasti tak bisa lepas dari olahan masakan keduanya. Alm. Ibu punya satu resep kebanggaan yang juga sangat digemari Bapak dan semua putra-putrinya. Tentu termasuk saya. Serunya, suamiku dan anak mbarepku yang notabene orang kota, ikut-ikutan doyan juga. 

Masakan apa itu? Pecel lele campur ontong. Tahu ontong? Itu lho jantung pisang. Setelah jantung pisang tidak lagi mengeluarkan bunga yang bisa jadi pisang, konon ia harus dipotong agar pisang dapat menjadi besar dan tua sempurna. Tak semua ontong enak dimasak. Hanya ontong pisang kepok/ pisang gajih dan pisang raja yang enak dimasak.

Begini cara memasaknya. 

Untuk satu buah ontong dengan berat kurang lebih 1 kg, dibutuhkan lele satu kg juga. Kira-kira 8 ekor ukuran sedang. Untuk hasil masakan yang enak, sebaiknya ikan lele dibakar. Namun, digoreng juga enak. 

Kupas jantung pisang hingga yang tertinggal yang berwarna putih. Iris-iris selebar 3 cm dan langsung masukkan dalam rebusan air mendidih. Pastikan semua irisan ontong terendam dalam air mendidih lalu tutup rapat. Bila tidak, warna ontongnya menjadi hitam dan rasanya tak senikmat bila tampilannya cantik.

Rebus hingga empuk lalu tiriskan. 

Selanjutnya, siapkan bumbunya. 5 butir bawang putih, 2 buah cabe merah, 10 buah cabe rawit (atau sesuai selera), kencur kira-kira 2 cm, 4 lembar daun jeruk, garam, dan sedikit gula merah. Haluskan semua bumbu. 

Masukkan lele bakar dalam wadah, penyet tidak sampai hancur. Masukkan ontong rebus, bumbu, dan tambahkan santan kental kira-kira 400 ml. Pastikan santan ini diperas dengan air matang. Bukan diperas dengan air mentah lalu direbus karena rasanya akan berbeda. Santan yang diperas dengan air matang terasa lebih gurih dan manis alami. Aduk-aduk sampai bumbu merata.

Agar rasanya lebih mantap, Anda bisa menambahkan daun kemangi. Daaaan ... taraaa, pecel lele ontong siap disajikan.

Pastikan Anda tidak mengalami sindrom seperti suami saya. Tak bisa menemukan 'rasa' makanan ini. Akibatnya, ia terus nambah berulang demi menemukan rasanya. 

Jadi, begitulah cara saya merayakan ulang tahun ke-49 saya kemarin. Menapak jejak kebaikan alm. Bapak dan Ibu. Memasak masakan favorit mereka. Sambil tak henti bersyukur telah ditakdirkan terlahir sebagai putri beliau berdua. 

Allahumaghfirlana dzunubanaa wa liwalidana warhamhum kamaa Robbayana shighara. Alfatihah.