Isya Alwi Zulfani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Cara Ini Lah Yang Digunakan Imam Ibnu Katsir Dalam Menafsirkan Al-Qur'an
Hermeneutika Imam Ibnu Katsir

Cara Ini Lah Yang Digunakan Imam Ibnu Katsir Dalam Menafsirkan Al-Qur'an

Hermeneutika Ibnu Katsir

Biografi Ibnu Katsir

   Imam Ibnu Katsir mempunyai nama lengkap yaitu Imaduddin Abu al-Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir  ad-Dimasyiqi al-Quraisy asy-Syafi’i. Beliau merupakan seorang ulama ahli fiqih, ahli hadits, dan sekaligus seorang mufassir. Beliau lahir di tanah Syiria pada tahun 700 H dan meninggal dunia pada tahun 774 H. Beliau merupakan seorang ulama yang terkenal dengan keilmuannya yang sangat luas khususnya pada  bidang ilmu tafsir, hadits, dan sejarah. Banyak sekali buku yang beliau tulis salah satunya yaitu Tafsir Ibnu Katsir kitab tafsir yang dijadikan sebagai rujukan oleh para ulama.

   Kitab tafsir ibnu katsir merupakan tafsir terbesar pada zamannya dan mengandung sangat banyak sekali manfaatnya. Dan salah satu kitab tafsir yang paling besar perhatiannya terhadap ranah tafsir yang benar. Mengenal Ibnu Katsir Imam Al-Suyuti juga pernah  mengatakan “Tafsir Ibnu Katsir merupakan tafsir yang tidak ada duanya. Belum pernah ditemukan kitab tafsir yang sistematika dan karakteristiknya yang menyamai kitab tafsir ini”. Untuk lebih mengenal hermeneutikanya alangkah baiknya penulis akan memaparkan secara ringkas dan detail.

Tafsir Ibnu Katsir 

   Kitab tafsir ibnu katsir ditulis pada saat orang-orang mempunyai semangat dan perhatian dalam mempelajari,mengajarkan, dan mengamalkan ilmu-ilmu syari’at. Dalam hal tersebut orang-orang mudah mendapat akses atau referensi dalam mencari sumber-sumber tertentu. Misalnya dalam menafsirkan ayat mereka dapat mengambil referensi dari kitab-kitab tafsir salah satunya kitab tafsir ibnu katsir ini.

    Di indonesia sudah ada kitab tafsir ibnu katsir dari berbagai macam-macam cetakannya, bahkan sudah ada yang menerjemahkan dan meringkasnya dalam bahasa indonesia. Imam Ibnu Katsir menggunakan beberapa cara dalam menyusun kitab tersebut agar lebih mudah penulis akan menjelaskan bagaimana Imam Ibnu Katsir menyusun dan menafsirkan Al-Qur’an dalam kitab tersebut.

Hermeneutika Ibnu Katsir 

    Metode yang digunakan Imam Ibnu Katsir dalam hermeneutikanya dalam menafsirkan Al-Qur’an adalah sebagai berikut :

1. Menafsirkan Al-Qur`an dengan Al-Qur`an. 

    Singkatnya, Imam Ibnu Katsir menjelaskan satu ayat dengan ayat yang lain, karena dalam satu ayat di.ungkapkan dengan abstrak maka pada ayat yang lain akan ada pengikatnya. Atau pada suatu ayat bertemakan umum maka pada ayat yang lain dikhususkan. Imam Ibnu Katsir menjadikan rujukan ini berdasarkan sebuah ungkapan, “Cara yang paling baik dalam penafsiran adalah menafsirkan ayat dengan ayat yang lain”. Jadi, suatu ayat ada korelasinya dengan ayat lain.

2. Menafsirkan Al-Qur’an dengan Hadits. 

    Imam Ibnu Katsir menjadikan hadits sebagai referensi kedua setelah Al-Qur’an dalam penafsirannya. Dalam hal ini, Imam Ibnu Katsir mengambil banyak sekali referensi dalam hadits. Bahkan dikatakan untuk menafsirkan suatu ayat dapat menggunakan berpuluh-puluh hadits, bahkan mencapai 50 hadits. Kasus ini bisa dilihat ketika menafsirkan surat al-Isrâ. 

3. Tafsir Qur`an dengan perkataan para sahabat.

    Imam Ibnu Katsir berkata, “Jika kamu tidak mendapati tafsir dari suatu ayat dari al-Qur`an dan Sunnah, maka jadikanlah para sahabat sebagai rujukannya, karena para sahabat adalah orang yang adil dan mereka sangat mengetahui kondisi serta keadaan turunnya wahyu. Beliau  menjadikan konsep ini berdasarkan beberapa riwayat, di antaranya atas perkataan Ibnu Mas’ud dan juga riwayat yang lain mengenai didoakannya Ibnu Abbas oleh Rasululllah SAW, “Ya Allah fahamkanlah Ibnu Abbas dalam agama serta ajarkanlah ta’wil kepadanya “. Kita dapat melihat pada surat an-Naba ayat 31 beliau menukil perkataan Ibnu Abbas.

4. Menafsirkan dengan perkataan tabi’in. 

   Cara penafsiran ini adalah cara yang paling akhir dalam cara menafsirkan Al-Qur`an dalam metode bil-ma’tsur. Ibnu Katsir merujuk akan metode ini, karena banyak para ulama tafsir yang melakukannya, artinya, banyak ulama tabi‟in yg dijadikan rujukan dalam tafsir. Seperti perkataan ibnu Ishaq yang telah menukil dari Mujahid, bahwa beliau memperlihatkan mushaf beberapa kali kepada Ibnu Abbas, dan ia menyetujuinya. Sufyan al-Tsauri berkata, “jika Mujahid menafsirkan ayat cukuplah ia bagimu”.

    Metode yang digunakan Imam Ibnu Katsir adalah Metode Tahlili, beliau    menyajikannya secara runtut mulai dari surat al-Fatihah  sampai al-Nas sesuai dengan mushaf Utsmani. Bentuk penafsirannya kecenderungannya lebih menggunakan bentuk tafsir bil ma’tsur, menurut beliau dalam mukaddimah tafsirnya menyebut bahwa metode tersebut adalah metode yang terbaik dalam penafsiran al-Qur’an. Terkait dengan kisah-kisah kuno dari yahudi maupun nasrani atau pengaruh kebudayaannya terhadap tafsir (israiliyyat) Imam Ibnu Katsir sangat selektif dalam hal tersebut, bahkan dicantumkan dalam penafsirannya, ketika kisah-kisah tersebut sahih maka akan dicantumkan riwayatnya sahih begitu pula sebaliknya.

Kesimpulan

    Dalam hermeneutika Imam Ibnu Katsir kitab tafsirnya merupakan tafsir yang menggunakan metodologi bil ma’tsur, bahkan merupakan tafsir bil ma’tsur yang mendapatkan predikat termasyhur kedua setelah tafsir at- Thabari. Tafsir ini memiliki banyak keunggulan diantaranya yaitu kehati-hatian Ibnu katsir dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an, terlebih kaitannya dengan Hadis atau Khabar yang kurang tsiqah. Begitu pula dengan kisah-kisah israiliyyat. Beliau mencoba sejauh mungkin untuk menghindarinya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Umar bin Katsir, Imaduddin Abu al-Fida’ Ismail. (1998). Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim. Libanon: Beiruit.

Ulvia Wardani. Ramlah Lubis. Safirna Raihana Yakin, Sirliya Saidatus Saniyah. Presentasi Mata Kuliah Filsafat Ta’wil. Hermeunetika Ibnu Katsir, Desember 2023. Yogyakarta: Bantul.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post