
42. A World of Marriage Couple
Selingan kegiatan WFH saya masih sama saban hari, nonton. Saya dan keluarga memang demen nonton, saya sendiri penggemar genre sci-fi, fantasi, romance. Suami sukanya film perang dan gelut-gelutan. Anak suka cartoon pastinya, terakhir dia nonton Bilal the movie. Sampai diputar berkali-kali saking penasarannya sama wajah malaikat dan rosul. Yo ga bisa dong le, kan ga boleh digambarkan.
Hari ini pilihan tontonan saya masih Drakor, judulnya “A World of Marriage Couple”. Sebelum release sudah diberitakan bahwa drama ini adalah adaptasi west series “Doctor Foster”. Bagi yang belum tahu, film seri Netflix tahun 20014 ini berkisah tentang seorang dokter yang hidupnya kelihatan nyaris sempurna tiba-tiba mencurigai suaminya selingkuh. Di dramanya juga masih menceritakan hal yang sama namun dibuat agak lebih ketimuran. Dokter Foster diganti namanya menjadi Dokter Jin.
Walau masih jalan di episode kelima, jalan ceritanya sudah dapat ditebak. Namun bukan hanya ceritanya yang akan saya bahas tapi pesan moral di dalamnya. Perselingkuhan jika dilakukan sebelum menikah, solusinya lebih mudah. Putus, selesai. Bagi pasangan sudah menikah namun belum punya anak juga sedikit agak mudah. Cerai, beres. Namun lain ceritanya jika ada anak, apalagi di usia belasan. Akan sulit menjelaskannya. belum lagi efek yang ditanggung oleh anak di kemudian hari.
Psikologi seorang wanita saat mengahadapi pasangan selingkuh digambarkan jelas disitu. Tidak fokus, kurang istirahat, tidak dapat berpikir jernih. Efeknya bagi wanita pekerja sangat massif. Alhasil, solusi yang dibuat dengan otak dan perasaan sekacau itu pastilah buruk. Di Dokter Foster entah di episode berapa di season 1, sang anak dapat cerita bahwa Daddynya meniduri wanita lain dan mengambil uangnya. Bayangkan saja efeknya pada anak 14 tahun. Menyedihkan, traumatis. Di Drakor belum ada adegan itu namun sang ayah dan ibu yang mulai diem-dieman sudah membuat anak berpikiran macam-macam.
Jika jalan ceritanya meniru "Dokter Foster" maka akhirnya sang suami memilih hidup dengan selingkuhannya. Di usia tujuh belas tahun sang anak dibujuk untuk tinggal bersama ayah dan ibu barunya. Di season 2 pernikahan mereka juga tak mulus. Banyak konflik yang akhirnya membuat sang putra meninggalkan rumah. Endingnya, sang Ibu sendirian, Sang ayahpun tak kalah merana setelah berpisah dengan istri mudanya.
Berbeda dengan drama lainnya, saya tidak melihat orang-orang baik disini. Hampir semua tokoh dikisahkan menjadi orang-orang munafik. Doktor Jin misalnya, yang semula saya kira wanita baik-baik yang terkhianati malah balas selingkuh dengan tetangganya. Lee, suami doctor Jin, sebenarnya juga suami yang hangat namun tergoda dengan wanita muda cantik. Walau selingkuh namun perhatian pada istri dan anaknya sebenarnya cukup bagus. Ya seandainya Lee muslim, mungkin lebih baik jika endingnya berpoligami. Jadi, apa yang sebenarnya ingin disampaikan drama ini? Kejujuran? Keikhlasan?
Tentukan sendiri, jika ingin nonton juga nih saya kasih bocoran link-nya. (Dramaqu.info, drakorindo.fun, Bioskopkeren, dramaid.tv). Sttt… Jangan berisik ya semua itu link illegal. Kalau mau yang legal ya bayar di VIU atau Netflix.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar