165. Aku
Baiklah, aku tak akan berbicara lagi
Cukup menyeruput segelas kopi
Bukan kopi Jawa pahit buatan Ibu
Tapi Machiato buatan Fernando
Dengan himpunan es batu yang dipecah
Oleh dinginnya hati Barista
Sebab gaji mereka terlalu kecil
Untuk sebuah Coffe Shop lima dollar secangkir
Sudahlah, kembali padaku
Yang tak ingin menyerocos tentang tumpukan rindu
Percuma mencari raga yang tak ada
Cukuplah menghela napas bersama jiwa-jiwa yang nyata
Ada di sekitar beranda cinta kita
Emm, Dia…
Lupakan, pertanyaan akan tetap menjadi tanya
Yang walaupun dijawab nilainya tetap nol
Loh, kenapa?
Sebab cinta tak mengenal angka-angka
Dan kenangan bisa dihapus dengan kata-kata sederhana
Cukup, jangan dilanjutkan!
Dunia tidak perlu tambahan pemain drama
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar