AYO MENCOBA TRIK MENULIS ALA J.K ROWLING

By the way, buat kalian yang memperhatikan atau menyempatkan baca tulisan saya TBLS (The BookLover Love Story) trus geregetan kenapa next chapter-nya lama, ketahuilah disat-saat itu saya “stuck”. Padahal sudah niat bener-bener update cerita itu dua hari sekali tapi ya begitulah nasib penulis yang moody-nya ga jelas. Ndilalah, kok hari ini ada yang ngasih tips nulis ala J.K Rowling.

Kenal J. K Rowling? Enggak? Samaan dong aku juga enggak kenal. Belum pernah ketemu jadi belum bisa kenalan. Tapi nanti, someday, kalo bisa ketemu kita akan nge-teh bareng di tepi Sungai Thames sambil gosipin Meghan dan Harry. Haha… ngayal kebablasan.

Jadi sebenarnya J.K.R itu siapa? Itu loh yang nulis Harry Potter. Jo, panggilan akrabnya, mampu menulis novel fenomenal tersebut hingga diterjemahkan ke dalam 68 Bahasa, terjual lebih dari 459 juta eksemplar dan difilmkan hingga 8 seri. Wajar dong kalau Jo dinobatkan sebagai penulis terkaya.

Di beberapa kesempatan Jo sering berbagi tips menulis untuk pemula, berikut diantaranya:

1. “I always advise children who ask me for tips on being a writer to read as much as they possibly can.”

Banyakin baca biar pembendaharaan kata kita banyak.

2. “Write what you know: your own interests, feelings, beliefs, friends, family and even pets will be your raw materials when you start writing.”

Mulailah menulis dengan apa yang kita tahu, yang menarik minat kita. Sesuatu yang dekat dengan kita misalnya tentang pengalaman pribadi, keluarga, teman atau binatang peliharaan.

3. “You’ve got to work. It’s about structure. It’s about discipline. It’s all these deadly things that your school teacher told you you needed… You need it.”

Kadang saat menulis kita tiba-tiba kehilangan ide, jenuh, mood jelek, mager. Nah ini nih yang sedang kita lakukan di Gurusiana, disiplin menulis saat sedang ada ide atau tidak. Wes poko’e dibandani Bismillah aja yang penting niat Insyaalloh jadi.

4. “Perseverance is absolutely essential, not just to produce all those words, but to survive rejection and criticism.”

Nah, ini khusus untuk yang mau serius bekerja di dunia tulis menulis bukan yang setengah-setengah. Ketahuilah, Fulgodo, dunia penerbitan itu kejam. Contohnya, Harry Potter pernah ditolak dua belas penerbit sebelum akhirnya diterima oleh sebuah penerbit kecil.

Pun setelah tulisanmu terbit, kamu tidak lantas bebas dari kritik dan review yang buruk, lho. Kalau kamu tidak siap menghadapi hater, bisa-bisa kamu jadi depresi. Belum lagi masalah pajak dan Novel bajakan seperti yang dialami mas Tere Liye beberapa waktu lalu sampe dinyinyirin netizen. Tapi, kamu perlu ingat bahwa kamu tidak boleh berhenti menulis hanya karena kata orang lain. Saat menghadapi penolakan, kamu harus mengambil pulpenmu dan kembali menulis.