156. Bunga Di Tepi Jalan
Dalam perjalanan panjang dongengku
Sebuah bunga muncul dengan warna ceria
Di tepi jalanan yang ramai
Akan lalu lalang orang yang abai
Aku, mengasihani diri sendiri
Memetik bunga indah tanpa nama
Membawanya pulang dengan gembira ria
Memberinya tempat terindah lebih dari yang kupunya
Memberinya segala-galanya
Bahkan jantung hatiku
Yang tiada kupunya mendadak bisa ada berkatnya
Oh, betapa bodohnya
Oh, betapa naifnya
Bungaku tumbuh cantik tiada dua
Harumnya menebar hingga ke dalam jiwa
Hingga suatu waktu
Duri bungaku melukai hati
Membuatku pergi dari kebun sendiri
Oh, kasihan
Akulah kini bunga di tepi jalan
Siapa yang mau petik?
Siapa mau bawa pulang?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga bunga di tepi jalan ini selalu tegar menghadapi segala perubahan zaman.
Terimakasih bu
Oh, sedih sekali... Salam literasi, sukses selalu.
Lagi melow pak edi. Terimakasih sudah mampir
Sedih banget.Semoga sang bunga tetap tegar diterpa angin dan debu jalan
Terimakasih bu