50. Cedera Kemiskinan
Cedera Kemiskinan
Hanya dengung kipas angin mencederai kesepian
Membuktikan kemiskinan
Deret-deret kartu tipis menggantung terpaku di dinding
Menunggu teriakan emak-emak saban sore
Dan panci-panci dengan pantat hitam itu
Melecehkan tiap-tiap bahan makanan
Berteriak dia diam-diam “Riba!”
Lelaki muda bangkit dari rebahannya
Namun hanya selangkah urung jua
Kemudian kembali duduk menopang dagu
Tidak ada apa-apa lagi kecuali tulang keringnya
Bahkan darah tak ingin keluar dari tubuh
Andai terpaksa diminumnya
Perempuan muda masuk tanpa ketuk
Lupa pada segalapun jua
Di kepalanya tertulis banyak catatan resep
Yang tak mampu diolahnya
Hanya daun di tangan belas kasih kebun tetangga
Kasar Ia bertanya,
“Apa beda kita dengan ternak di belakang sana?”
Lelaki muda tak sanggup bicara
Diam, jatuh tersungkur selamanya
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar