Cinta Sedang Mengeja Kisahnya Sendiri
Malam semakin gelap, semakin pekat
Kemarau semakin kering, tidak ada setetes air pun yang berniat jatuh
Angin menampar daun-daun cokelat dan menjatuhkannya dengan berisik
Lolongan anjing hutan terdengar lebih menyeramkan dari biasanya
Sepi semakin sepi dan tambah sepi tanpa kehadiran cinta
Katanya cinta sedang belajar mengeja kisahnya sendiri
Belajar dari kutipan-kutipan yang dipetik dari hutan kata
Kemudian jatuh hati pada tokoh novel romansa yang tersesat di perasaannya
Sayangnya dia hanya punya peta buta imajiner seorang penyair
Dan lagipula novel itu akan dicetak berjilid-jilid
Aku berdiam dalam tenda malam ini memandang bulan
Sambil menimbang-nimbang apakah besok terus mendaki atau pulang
Jika terus mendaki tak akan kutemui siapa-siapa di puncak
Jika memilih pulang tidak ada cinta yang menunggu di rumah
Benar kata penyair yang kutemui terakhir kali bahwa cinta memang mematikan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar