Ita Fauzia

Pengikut Muhammad SAW, Pengagum Al Fatih, Penggemar Sheilla On 7even, Penikmat Kopi, penyuka Rotiboy. Tidak pilih-pilih bacaan tapi pemburu buku diskonan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cuaca Panas Begini

Cuaca Panas Begini

 

 

Cuaca panas begini membuatku ingat pada kebun peninggalan bapak

Meski hanya sepetak kecil di belakang rumah, namun

Sebuah pohon mangga mampu menaungi segenap cinta

Semua orang yang pernah berteduh disana memerangi hawa rindu

 

Sekarang setelah aku memilih tinggal di pesisir paling panas di jagad kesunyian ini

Kupikir aku akan tetap terus kepanasan

Walau gedung-gedung tinggi menyingkirkan tanah petak terakhir milikku sendiri

Aku menghirup pengap dan bau keringat pendosa durhaka yang lupa pulang kampung

 

Dulu, sekarang sampai nanti kita akan terus berdebat tentang makna kesunyian

Jadi aku memilih tinggal, meninggalkan rindu

Walau itu bisa jadi akan membangkitkan Bapakku dari kuburnya

Biarlah debur ombak itu menggempur segala luka yang menetap di dada

 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Puisi cuaca panas, keren

21 Nov
Balas

Terimakasih Bu

21 Nov

Rindu yang tertahan buat seseorang di alam keabadian. Sukses ya Bu. Salam literasi.

21 Nov
Balas

Terimakasih. Salam sukses :-)

21 Nov



search

New Post