Ita Fauzia

Pengikut Muhammad SAW, Pengagum Al Fatih, Penggemar Sheilla On 7even, Penikmat Kopi, penyuka Rotiboy. Tidak pilih-pilih bacaan tapi pemburu buku diskonan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
169. Danish Dan Denisha

169. Danish Dan Denisha

Danish berniat turun ke lantai bawah sekedar untuk mengambil cemilan teman main gamenya. Saat itulah Ibu berteriak memanggilnya.

“Danish!”

“Ya” Jawabnya pelan sekedarnya sambil lalu

“DANISH YUSUF AL-BIRRU!!!” Teriak Ibu seperti memanggilnya berangkat perang.

Bocah sebelas tahun itu sadar jika Ibunya memanggil nama lengkapnya artinya sedang dalam keadaan darurat. Tidak bisa hanya dijawab iya tapi harus langsung buru-buru menghadap. Jika perlu dia harus menjawab berdiri tepat di depan Ibunya, salam hormat, melapor dan bilang “Siap, Komandan!”

“Astaga! Kok masih pakai kaos daleman gitu? Sudah jam berapa ini?” Ibunya mendelik

“Hah?” Danish melongo sambil memandang koper besar yang sedang diangkat Ayahnya.

“It’s Sunday, Buddy!” Ayahnya mengingatkan.

Danish berlari secepat “The Flash” kembali ke kamarnya sebelum Ibunya mengeluarkan tiga ratus lima puluh kata omelan kepadanya. Terlalu lama “School From Home” membuatnya lupa hari. Beberapa hari yang lalu Danish mendengar kabar bahwa Ibunya mendapat sebuah rumah warisan dari Bibinya yang perawan tua. Ibu harus segera datang mengurus segala admisitrasinya hari ini.

Mulanya Danish enggan ikut tapi seperti biasa Ibunya sulit didebat. Bahkan setelah melewati banyak alasan dan drama akhirnya Danish menyerah. “Belum mandi, ya?” Tanya Ibu di dalam mobil saat mereka siap berangkat.

“Engga sempat”. Jawab Danish asal

Anehnya Ibu tidak mengomel hanya mendengus dan menggelengkan kepala. Perjalanan dari kotanya ke Desa kira-kira tiga jam dengan mobil lewat tol. Dulu sebelum tol dibuka, perjalanan biasa ditempuh lebih dari lima jam. Keluar dari padatnya Kota Malang, mereka harus naik turun bukit. Jalanan yang dilalui berkelok-kelok sempit. Harus hati-hati sekali sebab jalanan itu dibatasi lereng dan sungai. Itulah kenapa Ibunya buru-buru berangkat mumpung hari masih siang. Selain itu penerangan disana buruk sekali di malam hari.

Ayah menurunkan jendela mobil. Udara dingin yang segar mengalahkan sejuknya AC. Danish sama sekali tidak menikmati perjalanannya. Kehilangan sinyal internet mematikan semangat hidupnya. Karena terlalu buru-buru dia lupa membawa Nintendo.

“Berapa menit lagi, Yah?” Tanya Danish

“Sebentar.” Jawab Ayah

Lima menit kemudian…

“Berapa menit lagi, Yah?” Tanya Danish

“Sebentar.” Jawab Ayah

Sepuluh menit kemudian…

“Berapa menit lagi, Yah?” Tanya Danish

“Sebentar.” Jawab Ayah

“Danish, Tidur!” Perintah Ibu

“Okay” Danish menyerah.

            Ayah menghentikan mobilnya di depan sebuat rumah sederhana. Danish tahu ini rumah Tante Ndari, sepupu Ibunya. Halaman rumahnya seluas lapangan futsal. di ujung kiri ada sebuah pohon mangga madu. Jika sedang musim, buahnya lebat sekali. Di bawahnya disediakan tempat untuk berteduh dan bermain. Danish memilih duduk disana tidak ikut masuk.

Beberapa saat kemudian seorang gadis cantik sebayanya datang membawa segelas air. Danish tersihir oleh senyumannya yang manis. Seandainya Mangga madu di atasnya berbuah pasti kalah dengan senyumannya.

“Hai.” Sapanya

“Hai, Terimakasih tehnya.” Jawab Danish gagap saat Gadis itu duduk di depannya.

Seekor kucing Persia tiba-tiba datang dan langsung melungker manja di pangkuannya.

“Namaku Denisha” Gadis kecil itu memeperkenalkan diri

“Danish. Mirip ya?”

Dua bocah yang sedang beranjak remaja itu langsung bisa akrab. Danish mendadak lupa pada Gadgetnya.

“Hai, Denisha.” Ayah dan Ibu Danish menghampiri mereka yang sedang asyik menggoda Kitty. Kucing Persia Denisha yang imut sekali. Danish terkejut saat Ibu dan Ayahnya memeluk Denisha seolah sudah lama mengenalnya.

___To Be Continued___

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post