93. Membuat Pelangi
Membuat Pelangi
Alena adalah gadis kecil cantik nan cantik jelita. Bola matanya bulat dan bening, hidungnya mancung, tubuhnya tinggi langsing dan rambutnya hitam berkilau. Semua orang menyukainya. Dia adalah anak perempuan satu-satunya. Ibunya seorang putri raja dan ayahnya pengusaha kaya raya. Apapun yang dimintanya akan selalu didapat dalam sekali ucap.
Namun sayang putri kecil itu sangat malas belajar, dia hanya ingin bermain dan bermain. Suatu hari di bulan Desember, hujan turun seharian tanpa henti. Alena bosan bermain terus di dalam rumah. Esok harinya, ia bersemangat untuk bermain di luar rumah namun sayang hujan yang turun deras hari sebelumnya membuat tanah menjadi becek. Lagipula gerimis masih terus turun rintik-rintik. Pengasuhnya mencoba menghibur dengan membuatkan dia kue kesukaannya tapi Alena tak ingin.
Gadis kecil itu terbiasa dituruti kemauannya, dia terus menggerutu sambil menanti hujan reda. Orang tuanya hanya pasrah tak dapat berbuat apa-apa. Satu jam kemudian akhirnya cuaca kembali cerah. Alena mendongakkan kepalanya ke langit. Dia mendapati pemandangan yang luar biasa, sebuah pelangi. Kegirangan, ia berlari keluar rumah mencoba untuk mendapatkannya. Pengasuhnya ikut berlari di belakangnya berusaha menjaganya. Semakin jauh Alena berlari mengejar pelangi itu namun tak berhasil menyentuhnya. Bentangan warna-warna indah itu malah memudar dan kemudian menghilang.
Alena menangis sejadi-jadinya. Ia ingin memiliki pelangi. Ayah dan ibunya bingung.
“Tak ada orang yang menjual pelangi, sayang.” Kata Sang Ibu
“Pokoknya aku mau pelangi.” Jerit Alena
Untuk pertama kalinya dalam hidup, Alena mengulang permintaannya lebih dari sekali. Dia menjadi marah dan jengkel. Dia tidak mau makan dan minum hingga akhirnya jatuh sakit. orang tuanya kemudian membuat sayembara kepada siapa saja yang bisa membuat pelangi untuk anaknya akan mendapat hadiah yang sangat besar.
Keesokan harinya seorang anak laki-laki kecil seusia dengan Alena datang, namanya Jupiter. Dia membawa sebuah tas ransel dengan penuh percaya diri. Ia mengeluarkan sebuah gelas kaca bening dari dalam ranselnya. Perlahan-lahan dia meletakkan gelas itu di depan jendela kaca yang terkena sinar matahari cerah. Dari ranselnya dia mengeluarkan selembar kertas putih dan meletakkannya di lantai. Dia juga mengeluarkan sebuah spray berisi air bersih hangat dan mulai menyemprotkannya ke jendela. Perlahan-lahan muncullah pelangi.
Alena girang bukan kepalang dan penasaran.
“Bagaimana kau tahu cara membuatnya?”
“Dari buku.” Kata lelaki kecil itu.
Alena kemudian sadar bahwa membaca buku itu penting. Sejak hari itu Alana dan Jupiter bersahabat. Mereka banyak membaca dan bereksperimen. Ayah dan ibunya sangat bahagia sehingga memberikan Jupiter banyak sekali hadiah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus ceritanya, bu
terimakasih.
Mantap ceritanya bu. Sangat menginspirasi sekali.
Terimakasih banyak