140.Menanti Perahu Ruh
Sorot matamu menggantung kerinduan
Bibirmu bergetar merapal doa-doa masam
Senja lekas menguning
Namun kasihmu masih pink
Mengikuti jejak Flamingo
Air laut telah surut
Menggarami luka-luka
Gigil ranting bakau kering
Mewakili dinginnya hatimu
Ragamu mematung saban sore
Berharap datang sebuah siluet
Menepikan perahu ruh
Perlahan matahari karam
Melipat hari membanggakan malam
Membawa doa-doa berlayar
Hingga sampai pada titian masa
Dimana segala cerita bermuara
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar