29. Mengenang Teater Sanggar Satria
Aku datang
Aku datang
Dengan angan
Sendiri
Dengan tangan
Aku datang
Mencari kenang
Perbedaan
Aku datang,
Kejutan!
Aku datang
Tanpa kata
Tanpa nada
Hanya rasa
Melukis hampa
Aku datang
Derap berderang
Dalam terang
Berkawan Lengang
Aku datang!
Kupikir
Kupikir
Segala yang kupunya ada di ujung
Lahirku,
Asaku,
Hasratku.
Kupikir,
Memang aku berjodoh dengan oranye
Mampu hadapi pekat
Damai dalam enyah gelap.
Kupikir,
Aku bintangnya,
Yang bersinar taklukkan malam,
Bersanding dengan purnama.
Kupikir,
Akulah obor harapan,
Tapi,
Jatuh,
Hilang, terlupakan.
Satria
Tak lagi ada Satria disini
Tinggal gubuknya dalam sepi
Dihimpik keramaian benalu
Untuk bersinar lagi, kelu.
Orok harapan tinggal harapan
Yang di muka mereka hanya hura-hura
Apa harus kubilang,
Agar Orok mau pulang.
Aku bukan raja
Semua tak perlu diberi mata baca.
Biar hentak hilang semua
Meski aku tak rela.
Namun jika Satria mati,
Baiknya saat aku tak disini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar