111. Menjelang Maghrib
Zhezhe dan Chacha hanya berdua di rumah saat hari mulai gelap. Adzan maghrib mulai berkumandang namun Abi dan Ummi yang sedang melayat ke rumah Paman Burhan tak kunjung datang. Rumah mereka tak terlalu jauh, hanya berjarak satu blok. Sebab itu orang tua mereka tak terlalu khawatir meninggalkan dua gadis kecilnya di rumah. Zhezhe sang kakak berusia sepuluh tahun sedang chacha baru delapan tahun.
“Kakak masuk yuk?” Rengek Chacha
Zhezhe duduk gemetaran di beranda rumah. Dia menyembunyikan sesuatu dari adiknya. Dua puluh menit yang lalu, kakak beradik itu asyik bermain petak umpet. Chacha yang bertubuh mungil memang lihai mencari persembunyian. Zhezhe mencari-cari adiknya sampai ke seluruh penjuru rumah. Tak kunjung ketemu, dia mencari Chacha di gudang. Benar saja, dia melihat bayangan adiknya di belakang tumpukan kardus perkakas Abi. Tak langsung memanggil nama adiknya, Zhezhe mengendap-ngendap berniat mengejutkannya.
“Kakak!” Teriak Chacha dari luar gudang.
Zhezhe terkejut, jika Chacha ada di luar gudang, bayangan siapa yang dilihatnya tadi. Dia bergidik, sekali lagi dicarinya bayangan tadi tapi tak ada apa-apa. Adzan mulai berkumandang, Chacha jengkel karena Zhezhe tak kunjung menemukan tempat persembunyiannya, malah dia yang keliling rumah mencari kakaknya. Zhezhe mulai gemetar membayangkan kejadian tadi, dia berlari keluar rumah sambil menggandeng erat tangan adiknya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Seram Keren Bu
Terimakasih